Kisah Kecil Riri Riza di Makassar
Riri Riza, Athirah dan Memori Nasi Campur Pabaeng-baeng
Hari ini, Minggu (2/10/2016), Riri Riza genap berusia 46 tahun. Tak banyak yang tahu, Riri Riza lahir, dan menghabiskan masa kecilnya di Ujung Pandang
Kakak tertua Riri, Brigjen Pol Ruslan Riza MM kini menetap di Bengkulu. Dua, kakak lainnya; Nani Chaerani Riza dan M Rachmadi Riza.
Kakaknya yang di Amerika adalah Moh Rachmat Riza, menetap di sana sejak awal 1990-an. Di Jakarta, Riri masih tetap mengunjungi kakak lelakinya, Ir Moh Wardana Riza.
Sebelum tinggal di Gunung Sari, keluarga Riri sempat menghuni sebuah rumah di Jl Ratulangi, itu sekitar awal dekade 1970-an . Kini rumah itu sudah jadi Restoran 'Padang' Sederhana.
Alumnus Institut Kesenian Jakarta tersebut pun mengakui setting film Athirah banyak mengingatkannya dengan masa kecilnya saat tinggal di Makassar.
Bahkan, tak sedikit fragmen masa kecilnya itu, ia sisipkan dalam film yang berkisah tentang seorang perempuan Bugis tangguh yang tak lain adalah ibu Wakil Presiden, Jusuf Kalla tersebut.
"Sangat banyak, seperti tukang becak langganan Athirah. Saya juga dulu punya langganan becak yang mengantar saya ke sekolah atau suasana rumah saat makan, posisi ayah saya duduk persis posisi duduk Puang Haji (Kalla),"kata Riri
Peraih penghargaan Best Director Award dari Brussels International Independent Film Festival 2008 ini mengenyam pendidikan dasar di SD Pembangunan yang kini dikenal dengan nama SD IKIP di Jl AP Pettarani Makassar hingga kelas 5.
Nasi Campur Pasar Pabaeng-baeng
Tradisi 'makan-makan' di setiap momen penerimaan rapor pun juga sangat berkesan bagi Riri. Pasalnya, hanya pada momen tersebut, ia bisa merasakan kenikmatan nasi campur yang dibelikan ibunya, Hajera Dg Tongi di Pasar Pa'baeng-baeng.
"Itu luar biasa enaknya. Saya cuma makan itu saat penerimaan rapor, jadi hanya tiga kali dalam setahun. Saat itukan masih sistem caturwulan,"ujar Riri.
Hal yang diingat sutradara dan penulis skrenario ini adalah tata kota Makassar di masa kecilnya yang menurutnya sangat indah.
Bangunan-bangunan tua yang masih berdiri megah di kota Anging Mammiri, menjadi sebuah hal menakjubkan bagi pria yang namanya mulai dikenal saat membuat film omnibus berjudul Kuldesak bersama Mira Lesmana, Triveni Achnas dan Rizal Mantovani.
Namun, bangunan-bangunan tua tersebut kini sudah tak ada diganti dengan jejeran rumah-rumah toko yang memenuhi sudut-sudut Kota Makassar.
"Tak perlu menjadi ahli tata kota untuk melihat sebuah tata kota yang baik. Sebenarnya saya melihat Makassar ini punya potensi untuk menjadi kota yang menyenangkan dan punya karakter,"jelasnya.
"Saya harap ada kawasan dengan bangunan-bangunan tua tidak dicampuradukkan dengan kawasan bisnis. Pedestrian bagi pejalan kaki dan ruang-ruang publik yang bisa diakses oleh masyarakat luas seperti museum dan perpustakaan seharusnya juga mendapat perhatian lebih dari pemerintah,"tambahnya.
Selamat Ulang Tahun Daeng Riri Riza!