Siswi SMKN 2 Simbang Maros Tak Mau Sekolah, Mengaku Ditampar Guru PMR
Menurutnya, Andita bersedia bersekolah di sekolah lain yang sederajat dengan SMA, kecuali bukan di SMK 2 Simbang.
Penulis: Ansar | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Seorang siswi kelas satu SMK 2 Simbang, Maros Bantimurung, Sulawesi Selatan An (16) tidak mau lagi masuk sekolah setelah ditampar oleh seorang guru Palang Merah Remaja (PMR), Marlina, Senin (5/9/2016) lalu.
Keluarga korban, Ilyas menjelaskan, Kamis (8/9/2016) penganiyaan tersebut berawal saat An keluar dari PMR. Namun Marlina marah tanpa alasan jelas dan menamparnya.Padahal sebelum keluar, An telah melapor.
Saat ditampar, warga Dusun Mannuruki, Desa Minasabaji, Bantimurung ini menangis kesakitan. Dia langsung pulang ke rumahnya dan menyampaikan hal tersebut ke orangtuanya Dg Nolang dan Dg Timang.
"Keluarga tidak menerima kalau ponakan saya ditampar tanpa alasan jelas. Masa anak keluar dari di PMR langsung disanksi tanpa ada teguran, minimal secara lisan," katanya.
An didampingi oleh Ilyas Kangaung melaporkan hal tersebut ke Polsek Bantimurung supaya kasus tersebut diusut.
Ilyas meminta, kepada pihak SMK 2 Simbang supaya memberikan surat pindah sekolah ke An. Pasalnya, korban tersebut memilih tinggal di rumahnya.
Bahkan, An memilih menangis saja jika disuruh ke sekolah. Dia trauma dan takut kepada oknum guru honorer yang memukulnya tersebut.
"Kemarin saat saya bertemu dengan kepala sekolah dan meminta supaya ponakan saya diberikan saja surat pindah. Dia tidak mau lagi masuk sekolah. Tapi sekolah belum bisa memberikanya karena rapornya belum keluar," ujarnya.
Menurutnya, An bersedia bersekolah di sekolah lain yang sederajat dengan SMA, kecuali bukan di SMK 2 Simbang.
Sementara, Kepala SMK 2 Simbang Muktar membantah jika, Marlina menampar An. Dia hanya mendorong wajahnya karena tidak mau belajar PMR.(*)