Pakai Jas Merah, AM Hendropriyono Jadi Calon Ketum PKPI?
Isran Noor memilih menggelar kongres luar biasa setelah 26 Pengurus Dewan Pengurus Provinsi (DPP) PKPI merekomendasikan mosi tidak percaya kepadanya.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Anita Kusuma Wardana

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Mantan Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono memakai jas Partai Persatuan dan Kesatuan Indonesia (PKPI) saat menghadiri Kongres Luar Biasa PKPI di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (27/8/2016) malam.
Kader PKPI mengawal Hendropriyono memasuki arena Kongres Luar Biasa.
Hadir dalam kongres itu yakni Pendiri PKPI Try Sutrisno (mantan Wakil presiden RI), Ketua DPR RI Ade Komarudin, Ketua MPR RI Zulkiflie Hasan, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad basarah.
Ketua Umum DPN PKPI, Isran Noor memilih menggelar kongres luar biasa setelah 26 Pengurus Dewan Pengurus Provinsi (DPP) PKPI merekomendasikan mosi tidak percaya kepadanya.
Mosi tidak percaya sebagai bentuk perlawanan menyusul Ketua Uumum PKPI Irsan Noor mengeluarkan SK (surat keputusan) pelaksana tugas (Plt) Ketua DPP PKPI tiga provinsi.
Abdullah Makhmud Hendropriyono lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1945 (71). Ia adalah seorang tokoh militer Indonesia yang menjadi Kepala Badan Intelijen Negara pertama.
Ia juga pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Perambahan Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII serta Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi.
Pada Pilpres 2014 lalu, Hendro masuk dalam anggota tim pemenangan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla.
Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah kala itu mengatakan pengangkatan itu sudah melalui pertimbangan yang matang.
"Tim kampanye nasional kan pertimbangannya kan taktik dan strategis. Memperhitungkan slot analisis soal kekuatan, kelebihan Jokowi-JK. Dan juga yang jadi ancaman. Mengukur juga analisi kekuatan, kelemahan kubu Prabowo-Hatta," kata Basarah, Mei 2014.
Dia mengatakan latar belakang militer serta mantan Kepala Intelijen negara, sosok Hendropriyono cocok untuk rekruitmen dalam tim kampanye nasional.
Apalagi mengingat kubu lawan terdapat capres Prabowo Subianto yang berlatar belakang dari militer pula. (*)