Waluyo Tukang Becak Langka, Meninggal dan Dikubur, Hidup Lagi
Dia pernah meninggal dan dikubur pada Mei 2015 di Canden, Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
TRIBUN-TIMUR.COM- Tukang becak bernama Waluyo (62) manusia langka di muka bumi ini. Dia pernah meninggal dan dikubur pada Mei 2015 di Canden, Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Putrinya, Anti Ristanti (32), saat ditemui di rumahnya di Suryoputran, Keraton, Yogyakarta, Selasa (2/8/2016), menceritakan pengalaman maut sang ayah.
Waluyo pada awal Januari 2015 pergi mencari nafkah sebagai tukang becak di kota Yogyakarta.
Namun pria murah senyum itu tidak pernah pulang ke rumah.
Keluarga tidak khawatir. Waluyo pernah melakukan hal serupa, tidak pulang ke rumah selama hampir sembilan bulan.
Ketika Anti hendak melangsungkan pernikahan pada jelang bulan Mei 2015, sang anak sempat mencari keberadaan Waluyo.
Anti mencari ke beberapa pangkalan becak di wilayah Yogyakarta, tidak ditemukan.
"Ya jadinya saya pasrah dan cuma doa sambil nunggu saja," ceritanya.
Namun beberapa saat kemudian dia mendengar ada seorang gelandangan yang menjadi korban tabrak lari di Wonosari Gunungkidul.
Dia kemudian mengecek ke sana dan meyakini bahwa itu ayahnya.
Banyak kemiripan yang ditemukan pada korban seperti raut muka, warna rambut, postur badan hingga baju yang dipakai sama dengan yang dimiliki ayahnya.
"Kita bawa ke RS Sardjito, dirawat selama enam hari ibu saya mandiin. Saya juga pas bilang mau nikah dia sempat bersuara nggak jelas kayak ngerespon, namun akhirnya dia meninggal," jelasnya.
Sesudah itu, Anti sekeluarga menguburkan Waluyo di kampung halaman ayahnya itu di Bantul.
Anti beserta ibu dan kakaknya kemudian menjalani hidup seperti biasa tanpa kehadiran sang ayah.
Beragam tradisi Islami seperti mendak, taksiyah, juga sudah dilakukan untuk mendoakan "almarhum."