Intip Pembuatan Gerabah di Takalar
Dalam pembuatan gerabah, Dg Siama masih menggunakan teknik dan peralatan manual.
Penulis: Reni Kamaruddin | Editor: Mahyuddin
TRIBUNTAKALAR.COM, PATTALASSANG - Gerabah di Takalar kini menjadi salah satu kerajinan tradisional yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Hanya segelintir pengrajin yang masih bertahan.
Salah satunya yaitu M Yunus Dg Siama, lelaki parubaya kelahiran tahun1960 yang tinggal di lingkungan Sandi, Kelurahan Pallantikan, Kecamatan Pattalassang, Takalar.
Yunus masih menjadikan kerajinan gerabah sebagai sumber penghasilannya.
Lingkungan Sandi terletak di bagian Selatan Kota Takalar dengan jarak sekitar 5 Km, dari pusat kota Takalar merupakan daerah kawasan kerajinan gerabah.
Dalam pembuatan gerabah, Dg Siama masih menggunakan teknik dan peralatan manual.
Ketika ditemui TribuTakalar.com di kediamannya, Sabtu (30/7/2016), Dg Siama memperlihatkan proses pembuatan mulai dari pembentukan gerabah hingga proses finishing.
Dalam proses pembuatan gerabah, Dg Siaman lebih banyak menggunakan abu gosok dibandingkan tanah liat.
Dari segi kualitas abu gosok dianggap lebih ringan dan lebih gampang dibentuk dibadingkan dengan tanah liat.
Harga gerabah di Lingkungan Sandi berkisar Rp 200 ribu hingga jutaan rupiah.(*)