Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tidak I'tikaf, Tidak Dapat Lailatul Qadar? Tunggu Dulu, Baca Ini

kedatangan para malaikat yang jumlahnya sangat banyak yang berbondong-bondong turun ke bumi dengan memenuhi dua pertiga alam jagad raya,

Editor: Ilham Mangenre
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Suasana Masjid Al-Markaz Al-Islami Jenderal M Jusuf yang terekam dari udara saat malam hari di Jl Masjid Raya, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (27/6/2016). Sejak malam pertama Ramadan, Yayasan Islamic Center Masjid Al Markaz Al Islami membuka bazar malam, dengan 600 lapak atau kios pedagang. Lapak yang menjual beragam jenis barang ini memanfaatkan halaman parkir yang cukup luas di depan masjid. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM- Tidak i'tikaf, tidak bisa mendapatkan lailatul qadar?

Para ulama salaf berpendapat bahwa keutamaan lailatul qadar itu akan diperoleh oleh setiap muslim yang diterima amalnya di malam tersebut.

Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathoif Al Ma’arif (hal. 341) membawakan hadits dalam musnad Imam Ahma, sunan An Nasai, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Di dalam bulan Ramadhan itu terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak mendapati malam tersebut, maka ia akan diharamkan mendapatkan kebaikan.” (HR. An Nasai no. 2106, shahih)

Bahkan sampai musafir dan wanita haidh pun bisa mendapatkan malam lailatul qadar.

Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh Dhohak, “Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir dan orang yang tidur (namun hatinya tidak lalai dalam dzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?”

Adh Dhohak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut.” (Lathoif Al Ma’arif, hal. 341)

Ibnu Rajab menasihatkan, “Wahai saudaraku … Yang terpenting bagaimana membuat amalan itu diterima, bukan kita bergantung pada kerja keras kita.

Yang jadi patokan adalah pada baiknya hati, bukan usaha keras badan.

Betapa banyak orang yang begadang untuk shalat malam, namun tak mendapatkan rahmat.

Bahkan mungkin orang yang tidur yang mendapatkan rahmat tersebut. Orang yang tertidur hatinya dalam keadaan hidup karena berdzikir pada Allah.

Sedangkan orang yang begadang salat malam, hatinya yang malah dalam keadaan fajir (berbuat maksiat pada Allah).”

Anugerah Allah itu begitu besar. Karunia tersebut tidak terbatas pada segelintir orang.

Perbanyaklah terus ibadah di akhir-akhir Ramadhan, moga kita mendapatkan anugerah malam Qadar. Moga kita semua mendapatkan kemuliaan di malam lailatul qadar tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved