Damkar Imbau Masyarakat Waspadai Kebakaran di Bulan Ramadan
Musibah kebakaran itu dinilai lebih dominan terjadi di pemukiman padat penduduk. Adapun selama bulan Ramadan diakui sudah empat kali terjadi kebakaran
Penulis: Hasan Basri | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan wartawan Tribun Hasan Basri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Musibah kebakaran di Makassar, Sulawesi Selatan hingga saat ini masih tergolong tinggi. Tercatat selama Januari sampai Juni 2016 jumlah kebakaran sudah mencapai 61 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak dua orang.
Sementara tahun 2015 , jumlah kebakaran di wilayah Makassar mencapai 198 kasus dengan jumlah korban sebanyak enam orang dinyatakan meningga dunia terpanggankb api.
Selain menimbulkan korban jiwa, musibah ini juga mengakibatkan ratusan warga kehilangan rumah. Tahun lalu, sekitar 380 rumah warga dinyatakan ludes terbakar dengan kerugian sekitar Rp 30 Miliar .
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran kota Makassar, Imran Samad menyampaikan, data Dinas Pemadam Kebakaran kota Makassar, menunjukan dari rentetan kebakaran itu rata rata sebagian besar disebabkan arus pendek listrik. Kemudian kompor, dan penyebab lainya.
"Sekitar 70 Persen masih disebabkan oleh arus pendek listrik. Selebihnya adalah human error,"kata Imran Samad.
Musibah kebakaran itu dinilai lebih dominan terjadi di pemukiman padat penduduk. Adapun selama bulan Ramadan diakui sudah empat kali terjadi kebakaran di Makassar.
Dia menghimbau kepada masyarakat untuk tetapmewaspadai musibah kebakaran selamat bulan suci Ramadan. Pasalnya, memasuki musim kemarau dan bulan Ramadan yang mana aktivitas rumah tangga cenderung meningkat dibandingkan hari-hari biasanya.
"Kami himbau agar masyarakat senantiasa waspada, apalagi berhungan dengan bulan ramadan yang aktifitas masak memasak meingkat,"kata Imran Samad.
Imran menyebutkan agar para ibu rumah tangga untuk tetap mengontrol kompornya sebelum meninggalkan dapurnya. Sebab, salah satu penyebab utama yang kerap terjadi adalah ledakan kompor gas.
Selain itu dikatakannya, masyarakat juga diingatkan untuk berhati-hati dalam menyalakan kembang api, karena dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran.(*)