Laporan on The Spot
Ketika Jaringan Wi-Fi di Australia Seharga Ratusan Ribu Rupiah
Tamu yang membayar jutaan rupiah tarif kamar per malam, kena ‘charge’ jika pakai Wi-Fi.
Penulis: Edi Sumardi | Editor: Edi Sumardi
Sebagai contoh, Hotel Holiday Inn di Darling Harbour, Sidney City, New South Wales, Australia, pekan ini, memungut bayaran 9,99 AUD atau setara Rp 90 ribuan per dua jam kepada tamu jika ingin menggunakan Wi-Fi di hotel.
Sebelum itu, sebenarnya ada jatah gratis Wi-Fi tapi hanya untuk 29 menit dan kuota 5 MB.
Jatah Wi-Fi gratisan itu tersedia di lobby hotel.
Dari Sydney ke Darwin, Northern Territory, Australia, hal sama juga ditemui.
Hotel Hilton di Darwin memungut bayaran 14,95 AUD atau setara Rp 140 ribuan per 24 jam kepada tamu jika ingin menggunakan Wi-Fi di hotel.
Ada juga jatah Wi-Fi gratisan tersedia di lobby hotel ini dan ternyata lumayan lebih banyak dibanding di Holiday Inn.
Jatah dari Hilton sebanyak 500 MB dan untuk digunakan selama maksimal tujuh jam dan 59 menit atau kurang satu menit dari delapan jam.
Sebenarnya, kebijakan tidak menggratiskan Wi-Fi di hotel tak hanya di Australia.
Di Jakarta, sejumlah hotel berjaringan internasional pun demikian.
Tak hanya di hotel, di sejumlah restoran di Sydney, jaringan Wi-Fi harus dibeli terpisah dengan makanan dan minuman.
Jadi, tak ada istilah bayar makanan atau minuman secukupnya tapi pakai Wi-Fi sepuasnya.
Mengapa Australia begitu “pelit” soal Wi-Fi?
Biaya itu dikenakan demi menutupi tagihan pihak penyedia (hotel, restoran) karena membuat jaringan lebih aman.(*)