Laporan on The Spot
Ketika Jaringan Wi-Fi di Australia Seharga Ratusan Ribu Rupiah
Tamu yang membayar jutaan rupiah tarif kamar per malam, kena ‘charge’ jika pakai Wi-Fi.
Penulis: Edi Sumardi | Editor: Edi Sumardi
DARWIN, TRIBUN-TIMUR.COM - Koneksi cepat jaringan internet nirkabel (Wi-Fi) yang gratis menjadi jualan utama hotel, restoran, dan kafe di Indonesia, termasuk di Makassar, Sulawesi Selatan.
Indikator banyak atau tidaknya pengunjung, akan ditentukan dari fasilitas Wi-Fi-nya.
Ketika mendatangi tempat itu, kadang hal paling pertama dicari adalah ada atau tidak Wi-Fi dan gratis, koneksinya cepat atau tidak.
Bagi para “pemburu” Wi-Fi gratisan, kualitas makanan atau minuman di restoran atau kafe kadang diabaikan asal Wi-Fi tersedia gratis dan cepat.
Itu di Indonesia, negara yang memiliki tingkat kecepatan internet berada pada peringkat 122 di dunia, berdasarkan laporan State of the Internet sebagaimana dirilis Akamai Technologies, tahun 2015.
Kecepatan rata-rata internet di Indonesia adalah 1,9 Mbps (kuartal ke-4 tahun 2014).
Walau demikian, Anda di Indonesia mungkin dapat mengucap syukur sebab Wi-Fi gratisan masih tersedia di banyak tempat.
Realitas berbeda terjadi di Australia, negara tetangga Indonesia.
Sulit menemukan Wi-Fi gratis.
Namun, soal kecepatan internet, Australia, juga berdasarkan laporan Akamai Technologies, berada pada peringkat ke-42.
Kecepatan rata-rata internet di Australia adalah 10,6 Mbps (kuartal ke-4 tahun 2014).
Bagi orang Indonesia yang ke Australia untuk jalan-jalan atau liburan, mendapatkan jaringan internet berkecepatan jauh lebih tinggi melalui Wi-Fi maka harus merogoh kocek.
Mengapa?
Hotel tak selamanya menyediakan Wi-Fi gratis.
Tamu yang membayar jutaan rupiah tarif kamar per malam, kena ‘charge’ jika pakai Wi-Fi.
Sebagai contoh, Hotel Holiday Inn di Darling Harbour, Sidney City, New South Wales, Australia, pekan ini, memungut bayaran 9,99 AUD atau setara Rp 90 ribuan per dua jam kepada tamu jika ingin menggunakan Wi-Fi di hotel.
Sebelum itu, sebenarnya ada jatah gratis Wi-Fi tapi hanya untuk 29 menit dan kuota 5 MB.
Jatah Wi-Fi gratisan itu tersedia di lobby hotel.
Dari Sydney ke Darwin, Northern Territory, Australia, hal sama juga ditemui.
Hotel Hilton di Darwin memungut bayaran 14,95 AUD atau setara Rp 140 ribuan per 24 jam kepada tamu jika ingin menggunakan Wi-Fi di hotel.
Ada juga jatah Wi-Fi gratisan tersedia di lobby hotel ini dan ternyata lumayan lebih banyak dibanding di Holiday Inn.
Jatah dari Hilton sebanyak 500 MB dan untuk digunakan selama maksimal tujuh jam dan 59 menit atau kurang satu menit dari delapan jam.
Sebenarnya, kebijakan tidak menggratiskan Wi-Fi di hotel tak hanya di Australia.
Di Jakarta, sejumlah hotel berjaringan internasional pun demikian.
Tak hanya di hotel, di sejumlah restoran di Sydney, jaringan Wi-Fi harus dibeli terpisah dengan makanan dan minuman.
Jadi, tak ada istilah bayar makanan atau minuman secukupnya tapi pakai Wi-Fi sepuasnya.
Mengapa Australia begitu “pelit” soal Wi-Fi?
Biaya itu dikenakan demi menutupi tagihan pihak penyedia (hotel, restoran) karena membuat jaringan lebih aman.(*)