Koordinator JPPR Sulsel Nilai Lembaga Survei Fokus Industri
"Padahal sejarah awalnya gerakan sosial di Filipina," kata Sulfikarnain, Rabu (13/4/2016).
Penulis: Abdul Azis | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Tribun Timur Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat (JPPR) Sulsel Sulfikarnain menilai lembaga survei lebih fokus kepada industri daripada kerangka ilmiahnya.
"Padahal sejarah awalnya gerakan sosial di Filipina," kata Sulfikarnain, Rabu (13/4/2016).
Dalam dialog kebangsaan di kantor Tribun Timur Jl Cendrawasih, nomor 340 Makassar, Sulfikarnain berharap lebaga survei kedepannya memaparkan hasil penelitiaannya dan mementingkan kaidah-kaidah pendidikan politik.
Dialog kebangsaan ini dilaksanakan DPW Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Sulsel dan dihadiri puluhan peserta dialog dari kalangan mahasiswa dan umum.
"Tujuan servei bagus, meminimalisir dugaan kecurangan tetapi harus dibarengi dengan pendidikan politik yang baik. Jangan hanya fokus pada industri," ujarnya.
Terpisah, Direktur Eksekutif Celebes Research Center (CRC) Herman Heizer yang juga sebagai pemateri kebangsaan mengatakan, masyarakat sangat menginginkan adanya quick qount.
Alasannya, quick qount sangat membantu masyarakat mengetahui perolehan suara serta memanilisir tingkat kecurangan pada pemilihan.
"Di Sulsel sudah ada 27 quick count karena itu sangat diharapkan adanya tim pemantau kerja-kerja lebaga survei," ujarnya.(*)