Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemuda Indonesia yang Mendunia Ini Mantan Penjaga Warnet

Ketertarikannya pada dunia IT sudah terlihat ketika memasuki sekolah menengah pertama.

Editor: Ilham Mangenre
ist
Benny Fajarai 

TRIBUN-TIMUR.COM- Siapa menyangka kalau Benny Fajarai (25) yang masuk dalam daftar '30 Under 30 Asia' Majalah Forbes adalah mantan penjaga warung internet alias warnet.

Pendiri Kreavi dan co founder sekaligus CEO situs Qlapa.com itu dianggap sebagai pemuda di bawah usia 30 tahun di wilayah Asia yang memiliki kualifikasi menjanjikan.

Prestasi yang didapatkan oleh Benny Fajarai turut membuat bangga seluruh anggota keluarganya, termasuk orang tua Benny.

Ketertarikannya pada dunia IT sudah terlihat ketika memasuki sekolah menengah pertama.

Benny dulu bahkan pernah bekerja sambilan sebagai penjaga warnet di dekat tempat tinggalnya di kawasan Perdana.

Kakak Benny, Susanti, menuturkan, sejak dulu Benny memang menyukai tantangan, supel, serta pandai bergaul dengan siapapun.

Banyak teman-temannya mendatangi warnet tempat ia bekerja sambilan.

"Dari kecil dia kreatif bakatnya sudah tampak. Cita-citanya dulu mau jadi dokter, tetapi akhirnya tidak jadi karena pertimbangan biaya dan juga keluarga mempertimbangkan bakat kretivitas yang dimilikinya. Dia bakatnya di bidang IT, dan dia dapat beasiswa di Binus," jelasnya.

Terlahir di keluarga sederhana, kedua orang tua Benny selalu menanamkan moral-moral dan prinsip dasar kehidupan.

Tetapi tetap pada akhirnya keputusan tetap berada di tangan sang anak. Orang tua hanya mendukung.

"Jarak saya dan abangnya ke Benny itu terlampau jauh sampai belasan tahun. Selepas kuliah, dia benar-benar sendiri menentukan apa yang ia mau. Prestasi yang ia dapat benar-benar berasal dari jerih payahnya sendiri dan kami sekeluarga sangat bangga," ujarnya.

Ibunda Benny, Lusiawati Fadjaray, menuturkan, anaknya dari kecil sudah pintar dan banyak melakukan hobi-hobi ekstrem seperti panjat tebing dan lain sebagainya. Banyak ide-ide kreatif yang ia ciptakan ketika masih bersekolah.

"Dia orangnya empati tinggi. Jadi pernah ia membonceng nenek-nenek yang biasanya memang berjalan kaki di daerah ini. Ia merasa kasihan karena si nenek tersebut setiap harinya berjalan kaki jauh. Padahal saya takutnya nenek itu jatuh atau gimana, kan orangtua ya," ujarnya.

Menurutnya, Benny selalu mengabari keluarga ketika akan masuk TV maupun diliput media manapun.

Tetapi ketika masuk ke daftar Forbes ia sama sekali tidak memberi tahu keluarga. Setelah booming baru keluarga tahu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved