Diskusi Tribun Timur
Seniman dan Budayawan Sulsel Diskusi Lego-Lego, Bahas Musik Tradisional
Hal itu ditandai dengan diadakannya diskusi yang bertajuk Lego-Lego di kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, 430 Makassar.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Ina Maharani
Sedangkan karya musik lagu-lagu daerah itu lebih membawa pesan moral tapi tidak dilirik oleh pemuda.
Dengan kondisi ini, kata Prof Nurhayati seluruh elemen harus berperan aktif agar karya tradisional ini tidak punah.
"Sepakat dengan Pak Philip, lagu daerah harus dibudayakan," ujar Prof Nurhayati.
Menurutnya, peran media sangat dibutuhkan dalam persoalan ini agar tidak fokus pada pemberitaan di kota metropolitan.
Mengapa musik trend laris,karena media fokus dengan apa yang ada di kota, sedangkan didesa hanya sesekali.
"Di desa itu sangat elok jika dihayati dengan baik," katanya.
Selain itu, Sri Wahyuni jebolan KDI, mengatakan peran pemerintah sangat penting dalam mempertahankan karya -karya pendahulu di Sulawesi Selatan.
Pasalnya, dengan pengalihan lagu daerah menjadi lagu pop saat ini lagu marak di Indonesia khususnya di Makassar.
Hal itu dilihat dari banyaknya tindak pembajakan atau kopi paste lagu.
"Meskipun lagunya lagu Makassar itu dibuat dengan gaya tren. Ini kan mencederai hak cipta," katanya.
Olehnya itu, Yuni berharap pemerintah sigap mengambil tindakan mau dibawah kemana karya lagu Makassar.
Salah satu dicontohkan Yuni, yakni alunan musik India "Chaiya-Chaiya". Di Makassar itama itu diisi dengan syair lagu daerah.
Bahakn lagu itupun bumin,karena mengarsemen dengan irama yang lagi trend di jaman moderen seperti saat ini.
"Nah peran pemerintah apakah ini ditindak atau bagaimana," katanya.
Terpisah Ishak Ngeljeratan berharap industri musik pop tidak menghancurkan lagu-lagu daerah yang ada di Makassar.