Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Misteri Pembunuhan Wayan Mirna Salihin

Kesaksian Ayah Usai Buka Peti Jenazah Mirna: Wajah Mirna . . .

Lalu Edi Dermawan menjawab, “Nggak wajar, sehat sekali Pak Polisi. Saya katakan gitu.”

Editor: Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM BOGOR/YUDHI MAULANA
Makam Wayan Mirna di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gunung Gadung, Bogor, Jawa Barat, saat dikunjungi, Minggu (31/1/2016). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sepertinya cukup sulit untuk meyakinkan Edi Dermawan Salihin agar jenazah Wayan Mirna Salihin dapat diotopsi.

“Pak Edi, kalau anak Anda tidak diotopsi, tidak ada (kasus) crime, tidak ada apa-apa. Ini anak meninggalnya wajar nggak menurut Anda?,” kata Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti kepada Edi Dermawan sebagai ditirukan ayah mendiang Mirna tersebut.

Lalu Edi Dermawan menjawab, “Nggak wajar, sehat sekali Pak Polisi. Saya katakan gitu.”

Edi Dermawan menirukan dan mengatannya ketika saat menjadi narasumber talkshow hukum “Indonesia Lawyers Club” sebagaimana disiarkan stasiun televisi swasta nasional tvOne, Selasa (2/2/2016).

Krishna pun terus berusaha menyakinkan.

Berulang kali pun dia bertanya.

“Mau diotopsi nggak, kalau tidak diotopsi selesai,” kata Edi Dermawan menirukan Krishna lagi.

Edi Dermawan pun meminta izin sejenak agar mendapat persetujuan keluarga.

Awalnya, keluarga tak mau jenazah Mirna diotopsi.

“Oke kalau begitu kita berunding dulu keluarga. Berunding. Akhirnya, ya udah deh direalain (otopsi). Tadi nggak mau diacak-acak Pak. Kasarnya begitu,” katanya.

Otopsi pun digelar, Sabtu (9/1/2016) atau sehari sebelum Mirna dimakamkan di Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/1/2016).

“Saya sempat mau masuk, ikut sebentar, lihat petinya dibuka segala macam, masih bagus (jasadnya) semuanya. Malah lebih putih mukanya,” kata Edi Dermawan menceritakan kondisi jenazah anaknya.

Jessica Psikopat?

Di awal kasus ini mencuat, ada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak, menyebut Jessica psikopat.

Benarkah demikian?

Hanya penyidik dan psikolog yang memeriksanya yang tahu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved