Hanya 2 Hari di RS, Bocah Penderita DBD di Takalar Meninggal Dunia
Kepala SD Inpres Bilonga, Ma'awa, kepada media, mengatakan, Nurfadilah meninggal Minggu (31/1/2016).
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM,SUNGGUMINASA - Bocah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Dusun Bilonga, Desa Bategulung, Kecamatan Bontonompo Selatan, Gowa, Nurfadilah (10), meninggal dunia setelah menjalani perawatan dua hari di RSUD Padjonga Daeng Ngalle, Takalar.
Kepala SD Inpres Bilonga, Ma'awa, kepada media, mengatakan, Nurfadilah meninggal Minggu (31/1/2016).
"Memang dia sudah tidak masuk sekolah sejak beberapa hari terakhir karena kena DBD. Dan kemarin itu dia meninggal di rumah sakit," katanya, Senin (1/2/2016).
Sebelum dirawat dirumah sakit, dari cerita Ma'awa, Nurfadilah sempat dirawat di rumahnya yang tidak jauh dari sekolah. Karena kondisi murid kelas IV yang tak kunjung membaik, kedua orangtuanya, Sudirman dan Sugiati, lantasmelarikan anaknya itu ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Padjonga Daeng Ngalle, Kabupaten Takalar.
Menurut Ma'awa, kondisi ruang kelas yang rusak parah membuat murid mudah terserang DBD. Pasalnya sejak 2012 silam, atap kelas IV dan V jebol sehingga air hujan bebas masuk, dan terkadang terdapat genangan air.
"Mungkin penyebabnya terserang DBD saat belajar, karena kadang ada genangan air kalau sudah hujan," ujarnya.
Selain korban, lanjut Ma'awa, masih belasan murid lainnya yang kini dirawat dibeberapa puskesmas dan rumah sakit karena DBD.
"saya juga sudah meminta puskesmas melakukan foging di area sekolah untuk menghindari resiko korban lain. Dan sudah mi disemprot. Kita harap ada penanganan serius pemkab, padahal Nurfadilah itu anak pintar dan selalu dapat rangking di sekolah," katanya. (Won)