Gafatar di Sulsel
Eks Gafatar Sinjai: Kami Tak Pernah Tinggalkan Islam
Mereka mengaku tidak meninggalkan Islam dan tetap menjalankan ibadah sebagaimana ummat Islam lainnya.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur, Syamsul Bahri
SINJAI, TRIBUN - Sebanyak 19 warga asal Aruhu, Desa Lamattiriaja, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan ditampung di gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Jl Ahmad Yani, Sinjai.
Mereka ditampung di tempat tersebut karena sebelumnya diduga sebagai anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ikut ke Kalimantan Timur.
Di tempat penampungan tersebut terdapat mukena dan sajadah tergantung di tempat tidur Sofya.
Mereka mengaku tidak meninggalkan Islam dan tetap menjalankan ibadah sebagaimana ummat Islam lainnya.
"Saya tidak tinggalkan Islam. Dulu memang ada anggota keluarga kami masuk Al Qiyadah tapi sekarang tidak lagi," kata Sofya, Minggu (31/1/2016).
"Kami sekeluarga ke sana dengan harapan hidup kami bisa lebih baik. Karena di kampung (Aruhu) tanah yang saya miliki gersang. Kami tak tahu menahu soal Gafatar yang dituduhkan ke kami," kata Sofya.
Dia mengaku saat di Kutai Kartanegara hanya membuka lahan baru. Lahan tersebut juga dibelinya dari pihak warga setempat. " Tapi belakangan kami disuruh tinggalkan tanah yang pernah kami beli karena kami diduga anggota Gafatar," ungkap Sofya.
Saat ini pihak Pemkab Sinjai masih mencarikan jalan keluar kepada mereka sebab saat ini ke 19 warga tersebut telah menjual tanahnya dan rumah mereka sebelum ke Kutai Kartanegara. (*)