Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bom Sarinah

Beda Tempat Lain, Kenapa di Jakarta Teroris Banyakan Tewas Dibanding Warga? Ternyata Ini Cara Polisi

Hanya dua warga sipil yang tewas.

Editor: Edi Sumardi
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Sejumlah polisi mengambil posisi di sebelah korban saat melakukan pengejaran terhadap pelaku peledakan bom di Pospol Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2015). Rangkaian bom meledak di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, disusul baku tembak antara aparat keamanan dan teroris. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Keberhasilan polisi menumpas terduga teroris saat teror bom dan penembakan di Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, tak lepas dari strategi disusun sebelum operasi.

Hasilnya, lima terduga teroris berhasil ditembak hingga tewas.

Serta ratusan bahkan hingga ribuan jiwa warga sipil di pusat perbelanjaan dan sekitarnya itu berhasil diselamatkan.

Hanya dua warga sipil yang tewas.

Polisi punya strategi bagaimana meminimalisir jumlah korban tewas saat operasi, Kamis (14/1/2016) kemarin.

Sebelum operasi, mantan Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri yang kini menjabat Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian memimpin briefing.

Briefing yang digelar di pelataran Sarinah diikuti pasukan yang terlibat dalam operasi bersama dengan komandannya.

Mereka antara lain polisi dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Densus 88 Antiteror, dan polisi dari Polsek Menteng.

Hadir pula Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Khrisna Murti.

Hari ini, Jumat (15/1/2016), Khrisna melalui akunnya pada Facebook memperlihatkan bagaimana suasana briefing dan strategi disusun.

Terdegar, Tito meminta pasukan menyisir tiap lantai gedung Sarinah.

Lalu seluruh pengunjung dan karyawan dievakuasi.

Tak boleh ada yang bertahan dalam gedung

Saat evakuasi, agar tak ada teroris yang menyamar, seluruh lak-laki diminta buka baju, lalu semuanya angkat tangan.

Tito meminta pasukan penembak agar tepat sasaran.

“Jangan salah tembak ya,” katanya meminta.

Selengkapnya, tonton videonya.

Kisah dibalik layar penumpasan teroris

Posted by Krishna Murti on Thursday, 14 January 2016

Pria Ini Bernama Afif

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti memastikan bahwa salah satu pelaku teror, bernama Afif.

Afif adalah pria berkaus hitam, mengenakan topi hitam berlogo Nike, dan menyandang ransel, yang tertangkap kamera saat menodongkan senjata. Ia muncul dari kerumunan massa setelah ledakan terjadi di pos polisi.

"Nama aliasnya Afif. Nama sebenarnya saya lupa," ujar Badrodin di kompleksMabes Polri, Jumat (15/1/2016) siang.

Afif tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian. Aksinya pun diabadikan dalam beberapa jepretan fotografer Tempo.

[Foto ini dirilis oleh agensi berita China Xinhua, seorang pria tak dikenal dengan senjata, terduga pelaku, terlihat setelah ledakan menghantam kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). Serangkaian ledakan menewaskan sejumlah orang, terjadi baku tembak antara polisi dan beberapa orang yang diduga pelaku. FOTO: AP/VERI SANOVRI]

"Ya benar, yang fotonya beredar itu, dia sedang menembak," ujar Badrodin.

Badrodin menambahkan, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri tidak asing dengan sosok Afif.

Pada tahun 2010 lalu, Densus 88 pernah menangkap Afif di Aceh atas perkara pelatihan perang dan kepemilikan senjata.

Hakim memvonisnya dengan hukuman penjara selama tujuh tahun.

Ketika ditanya mengenai identitas dari pelaku lainnya, Badrodin menolak untuk menjawab. Badrodin menyatakan bahwa ia menunggu hasil identifikasi jenazah oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.(edi sumardi/kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved