Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI Beri Wejangan Politik di Maros

Syamsul Bachri mengatakan, seorang pemimpin akan terpilih karena program yang ditawarkan kepada masyarakat sudah sesuai dengan keinginan warga.

Penulis: Ansar | Editor: Mutmainnah
TRIBUN TIMUR/ANSAR
Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI dari fraksi Golkar, Syamsul Bahri menggelar acara dialog penyerapan aspirasi dari konstituennya di Maros. Dia didampingi oleh dosen UIN Alauddin, Dr Moch Sabri, Minggu (25/10/2015). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI dari fraksi Golkar, Syamsul Bahri menggelar acara dialog penyerapan aspirasi dari konstituennya di Maros. Dia didampingi oleh dosen UIN Alauddin, Dr Moch Sabri, Minggu (25/10/2015).

Fokus Pemilu yang bertema Penataan Sistem Ketatanegaraan dan Penguatan Sistem Demokrasi Berdasarkan Nilai Pancasila digelar di RM Nusantara Maros dan diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan warga lainnya.

Ketua panitia Fokus Pemilu, Sufirman mengatakan kehadiran kader unggulan Golkar tersebut ke Maros untuk menyerap aspirasi masyarakat.

"Pada acara ini, kami undang tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan organisasi masyarakat untuk berkumpul berdiskusi, sekaligus menyalurkan aspirasinya," kata Firman.

Dalam diskusi tersebut, Syamsul Bachri, mengatakan, seorang pemimpin di daerah terpilih, karena program-program yang ditawarkan kepada masyarakat sudah sesuai dengan keinginannya dan bukan money politik.

"Yang jadi pemenang saat pemilu Presiden dan kepala daerah adalah kandidat yang telah berjanji kepada masyarakat, bukan karena mony politik," kata Syamsul.

Menurutnya, pemimpin yang baik dalam sistem demokrasi tidak sekadar pemimpin teladan, tapi pemimpin yang tunduk pada pengawasan publik, sebagai pisau hukum dan kontrol sosial para warga.

Pemimpin yang melakukan kesalahan, harus siap untuk dikoreksi, siap mengakui kesalahannya, memperbaikinya, dan bersedia menerima sanksi akibat kesalahan tersebut, dibanding berkelit dengan berbagai dalih dan mengelak dari kesalahan.

"Inilah jalan sang pemimpin. Ada kearifan yang mengalir deras dalam jantung kesadaran masyarakat yang dibangun dengan kesalehan dan cinta," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved