Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kecelakaan Derek Mekah

Ketika Petir dan Banjir Menghalau di Masjidil Haram, Berikut Cerita Jamaah

Alat berat crane itu berada di halaman bagian timur Masjidil Haram. Lokasinya dekat dengan Bab As Salam dan Bab Ali di sisi barat

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ilham Mangenre
ist
Petir detik-detik ambruknya alat berat (crane) di Masjidil Haram, Jumat (11/9/2015) 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM- Tragedi jatuhnya alat berat proyek (crane) konstruksi bangunan di sisi timur Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Jumat (11/9/2015) petang, sempat membuat jemaah haji Indonesia khawatir untuk menunaikan ibadah.

Alat berat crane itu berada di halaman bagian timur Masjidil Haram. Lokasinya dekat dengan Bab As Salam dan Bab Ali di sisi barat, juga dekat dengan tangga masuk menuju mataf untuk jemaah yang berkursi roda dan Istana Kerajaan Arab Saudi.

Ketua Kloter I Jemaah Haji Embarkasi Makassar, Dr Muammar Bakri Lc, menceritakan, sebelum kejadian, banyak jamaah asal Makassar, yang tengah bersiap ke Masjidl Haram.

Itu sekitar pukul 16.00 wita. Jamaah Kloter I Makassar, bermukim di Maktab 73, Sektor 6, atau hotel yang tak jauh dari lokasi Jamarat (pelontaran).

Dari hotel ke Masjidil Haram, jaraknya sekitar 4 km. Jamaah yang akan menunaikan salat Magrib atau sekadar tawaf dan membaca Al Quran, harus ditempuh dengan coaching bus, yang sudah disiapkan oleh PPIH.

Sarjana Al Azhar itu kepada Tribun, sekitar 3 jam usai kejadian melalui obrolan BBm, menceritakan, musibah pada petang itu terjadi bersamaan dengan angin kencang, kilat, dan hujan lebat yang mengguyur Mekkah.

"Kami yang bermaksud ke masjid sore itu untuk salat magrib mengurunkan niat akhirnya lebih banyak yang berjamaah di mushalla hotel dan masjid sekitar hotel, " kata Dosen UIN Alauddin Makassar ini.

Badai pasir dan angin kencang menerpa Makkah dan sekitarnya. Badai ini disusul hujan deras yang mengakibatkan banjir di beberapa tempat terutama akses menuju Masjidil Haram.

Karena pas mulai badai pasir lalu angin kencang disusul hujan lebat petir dan kilat. Muammar menyarankan jamaah salat di hotel saja. Kebetulan di hotel ada mushalla.

Namun ternyata ada beberapa jamaah kloter satu yang hadir untuk salat Magrib dan menyaksikan langsung peristiwa tersebut.

Sangkaimara bin Mara, jamaah kloter I UPG itu langsung pulang ke hotel dan tidak banyak bicara akibat sedikit trauma menyaksikan peristiwa itu.

kepadajamaah saya menjelaskan, ini bukanlah human error, melainkan musibah akibat cuaca buruk badai pasir yang melanda hampir seluruh Tanah Arab.

Konstruksi dan mekanisme kerja perluasan masjid dibuat seaman mungkin. Namun karena cuaca tidak mendukung maka musibah itu datang.

Setelah salat isya di kloter langsung melakukan doa dan salat gaib kepada korban bencana.

Kepada jamaah, kamisarankan untuk selalu hati-hati dan mengirit tenaga untuk persiapan puncak pelaksanaan haji.

Selain terus berkoordimasi dengan ketua rombongan regu dan ketua memantau jamaah. Sementara menanti informasi semoga tidak ada jamaah yang jatuh korban. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved