Sampah Gowa Jadi Pembicaraan Utama pada Bincang Wadubes Swedia
Edy mengakui 30 tahun lalu, Pemerintah Swedia mengalami permasalahan yang sama.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Presidiun Komite Komunitas Demokrasi Gowa (KKDG), Arfandy Pallallo mengakui permasalahan sampah menjadi prioritas utama Kabupaten Gowa.
"Saat ini manajemen persampahan kita sangat ambur adul. Ketika anda keluar rumah maka akan menemukan sampah bertebaran di jalan dan lapangan," ujarnya pada Bincang dengan Wakil Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Edy Fonyodi di Warkop KopiMU, Jl Wahidin Sudirohusodo, Sungguminasa, Gowa, Sabtu (12/9/2015).
Hadir dalam diskusi ini antara lain: dalam diskusi ini Ketua KAHMI Gowa Syawaluddin Rala, Direktur Eksekutif LAPAR Sulsel Abd Karim, Anggota KPU Gowa Nuzul Fitri.
Edy mengakui 30 tahun lalu, Pemerintah Swedia mengalami permasalahan yang sama. Pemerintah harus mengalokasikan dana lebih untuk permasalahan sampah ini.
"Kami selalu mensosialisasikan dan intervensi warga untuk menjaga kebersihan, hingga saat ini hanya sedikit sampah di Swedia yang kita bakar selebihnya kita bisa olah kembali," ujarnya.
Edy mengakui ketika masih kanak-kanak, warga Swedia sudah diajar masalah moral.
"Jadi kita ajarkan mereka moral pertama kali. Kemudian kita ajarkan Pendidikan yang berjenjang, sehingga apa pun yang warga lakukan selalu diiringi dengan nilai moral," ujarnya. (*)