Tips Sehat
Jauhkan Anak dari Paparan Asap Rokok
Akan memengaruhi kesehatan anak baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Penulis: Anita Kusuma Wardana | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Anita Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR--Bahaya rokok bukan hanya dapat merugikan orang yang menghisapnya. Namun, juga dapat menganggu kesehatan bagi orang lain yang menghirup asap rokok. Mereka ini disebut sebagai perokok pasif, termasuk anak-anak.
Sayangnya, hal ini masih kurang diperhatikan oleh kaum perokok, utamanya masih banyaknya orangtua yang merokok di dekat anak-anak. Padahal, mereka tahu paparan asap rokok akan memengaruhi kesehatan anak baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dimana, satu batang rokok dianggap mengandung ribuan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan yang telah disepakati oleh pakar kesehatan di seluruh dunia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) oleh Kementerian Kesehatan juga menunjukkan adanya 92 juta jiwa perokok pasif di Indonesia. Di antara 92 juta jiwa perokok pasif tersebut, terdapat 43 juta jiwa yang merupakan anak-anak dan di antara 42 juta jiwa ini, ada 11,5 juta jiwa yang tergolong balita.
Dokter spesialis anak RSUP Wahidin Sudirohusodo, dr Jusli Aras MKes SpA menjelaskan, pada anak mempunyai saluran yang lebih kecil dibandingkan orang dewasa. Sehingga, pernapasan anak lebih cepat bisa sekitar 40 hingga 60 kali per menit.
Hal tersebut pun membuat anak mampu menghirup polusi udara dari asap rokok yang lebih banyak dibanding orang dewasa. Anak-anak pun masih memiliki daya tahan tubuh yang belum sempurna. Dimana, optimalisasi daya tahan tubuh anak berkembang hingga usia 12 tahun.
"Jika anak-anak usia di bawah 12 tahun, khususnya balita menghirup asap rokok membuat anak rentan terhadap penyakit apabila melakukan kontak langsung terhadap sumber penyakit, termasuk asap rokok,"katanya, Sabtu (12/09/2015).
Staf Dosen Bagian Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin (Unhas) ini menjelaskan, beberapa penyakit yang dapat dialami anak akibat banyak menghirup asap rokok, antara lain Asma, Pnemonia atau Radang Paru-Paru, dan berbagai penyakit-penyakit alergi lainnya,
Menurutnya, asap rokok adalah salah satu faktor pencetus utama timbulnya Asma, setelah debu. Sedangkan Pneumonia termasuk salah satu dari tiga penyebab tertinggi kematian pada anak, selain diare akut dan infeksi saluran kemih.
Merokok di dekat anak pun dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi atau dikenal dengan istilah Sudden Death Infant Syndrome (SDIS). Kasus ini biasanya terjadi pada bayi berusia di bawah satu tahun karena asap rokok dapat menganggu jalan napas anak.
Oleh karena itu, orangtua maupun keluarga lainnya harus lebih memperhatikan dampak jika mereka merokok berdekatan dengan anak-anak. Meskipun dampaknya tidak langsung dirasakan pada anak masih kecil, melainkan akan terlihat pada saat dewasa. Bahkan, jika mampu sebaiknya menghentikan kebiasaan merokok tersebut.
"Usahakan jangan merokok dalam rumah, termasuk di bagian teras rumah karena asap rokok masih beredar dalam ruangan sekitar dua hingga lima jam walaupun tidak terlihat dengan jarak hingga 10 meter,"tambahnya.