Kolom Hati Dr Muammar Bakry Lc
Inilah Bonus Jika Anda Bertaubat
Salah satu nama Allah adalah Tawwab, artinya rahmat Allah tak terbatas dalam menerima taubat hambaNya.

TAUBAT artinya penyesalan mendalam atas maksiat, lalu kembali kepada Allah dengan komitmen tak mengulangi perbuatan itu.
Sebagian orang berkata, untuk menikmati taubat, perlu berdosa lebih dulu. Lainnya berkata, tidak perlu bertaubat, toh saya tidak punya dosa.
Ungkapan di atas tidaklah tepat. Sebab selain Nabi, manusia adalah tempatnya salah dan khilaf.
Taubat sesungguhnya satu dari sekian banyak terminal yang harus dilalui manusia beriman. Orang yang berdosa kecil apalagi besar butuh pengampunan.
Orang yang bertaubat perlu memperbaharui taubatnya kembali, berapa kali kita lalai dalam kewajiban, berapa kali kita melakukan hal yang syubhat (tidak jelas haram atau halal).
Karena itu manusia sangat butuh taubat sebagai ungkapan kelemahannya di hadapan Tuhan. Nabi Muhammad saw saja yang makshum (terjaga) dari dosa senantiasa membaca istigfar 100 kali dalam sehari.
Jika demikian, taubat itu kebutuhan. Dibutuhkan karena dosa besar, karena dosa kecil, karena kelalaian kita, karena nikmat yang belum kita syukuri. Intinya, taubat untuk menyadari kelemahan diri kepada Allah dan seterusnya dan seterusnya.
Sebuah riwayat dari kisah yang pernah terjadi di masa Nabi Musa as ketika musim kemarau panjang. Kala itu, manusia dan makhluk lainnya nyaris jadi korban panas dan haus.
Salah seorang dari Bani Israel meminta kepada Nabi Musa berdoa agar diturunkan hujan. Lalu Nabi Musa mengumpulkan jamaah dalam satu tempat untuk salat istisqa' (minta hujan). Lazimnya setelah salat istisqa'. hujan turun. Tapi kali ini, ternyata tidak.
Lalu Musa as bertanya-tanya. Apa gerangan hujan tak turun. Padahal istigatsah-nya khusyu'. Allah lalu menjawab, wahai Musa ketahuilah bahwa salah seorang jamaah kamu ada yang telah melakukan maksiat sejak 40 tahun. Jika ia keluar dari majelismu, Aku akan turunkan hujan.
Musa kemudian berdiri di hadapan jamaahnya dan meminta agar orang yang dimaksud itu keluar dari majlis istigatsah. Ternyata betul, ada seorang yang mengaku pada dirinya telah berdosa sejak 40 tahun.
Dan baru merasa bahwa selama ini Allah menutupi dosanya sehingga tak ada orang yang tahu. Jika ia keluar dari majelis itu, betapa malu dirinya dan akan dimaki orang lain.
Maka timbul penyesalan yang dalam, selanjutnya ia berkomitmen dan bejanji kepada Allah untuk tidak melakukan maksiat yang selama ini dilakukan.
Taubat hamba itu ternyata diterima oleh Allah dan kemudian turunlah hujan. Musa as merasa heran, sebab hujan turun padahal tak satu pun yang keluar.
Rasa penasaran itu kembali membuatnya bertanya-tanya. Allah menjawab bahwa Aku turunkan hujan karena taubatnya seorang hambaku di majelismu.
Musa ingin mengetahui siapa gerangan orang istimewa itu dengan taubatnya. Namun Allah berkata kepada Nabi Musa as "wahai Musa hambaku itu berdosa selama 40 tahun aku tutupi dosanya. Hari ini ia bertaubat dengan sungguh-sungguh (nasuha), untuk apalagi saya buka lembaran gelapnya yang telah saya hapus".
Betapa dahsyat taubat nasuha itu. Taubat itu berbonus. Ia mampu mengganti dosa menjadi kebaikan, QS. Al-Furqan: 70 (kepada mereka Allah mengganti kejahatannya dengan kebaikan..). Orang yang puluhan tahun lalai dengan salatnya, lalu ia bertaubat dengan menyesali kealpaannya dan berkomitmen untuk tidak meninggalkannya, maka kelalaiannya diubah menjadi kebaikan sejak ia menyatakan pertaubatan.
Tak Bosan
TIDAKLAH dinamakan seseorang bertaubat, misalnya, orang yang dulu peminum khamar lalu ia tinggalkan karena sakit atau karena tidak lagi punya uang untuk membeli minuman keras.
Ia berhenti dari maksiat bukan karena dorongan takutnya kepada Allah swt tapi karena hal lain.
Itulah yang menjelaskan kenapa rukun taubat ada tiga; Pertama, ada penyesalan. Kedua meninggalkan maksiat tersebut dan ketiga, ada komitmen diri untuk tidak mengulanginya.
Salah satu nama Allah adalah Tawwab, artinya rahmat Allah tak terbatas dalam menerima taubat hambaNya.
Tak terbatas oleh jumlah orang, tak terbatas oleh waktu, tak terbatas oleh jumlah dosa.
Ada riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari, ketika seorang datang kepada Rasulullah dan berkata, apakah jika saya melakukan dosa maka dicatat?
Rasul menjawab ia, jika saya bertaubat apa bisa dihapus? Jawab Rasul ia. Bagaimana jika saya berdosa lagi, apa dicatat? Jawab Rasul ia, jika saya bertaubat, apa dihapus? Rasul menjawab ia.
Orang ini kemudian bertanya, sampai kapan itu terjadi. Rasul menjawab "Allah tidak pernah bosan menerima taubat hambaNya selama hamba tidak bosan memohon taubat kepadaNya".
Perhatikan riwayat Hadis yang dikeluarkan Imam Ahmad, bahwa ketika Iblis menolak sujud kepada Adam, Iblis berkata, "wahai Tuhanku demi kehormatan dan kemuliaanMu, aku akan goda manusia selama roh masih di jasadnya".
Allah menjawab "demi kemuliaan dan kehormatanKu, Saya akan mengampuni dosanya selama mereka memohon ampun".
Maka hari yang paling indah bagi kita manusia seperti yang disebut dalam riwayat lain, bukanlah hari pernikahan, bukanlah hari kelulusan, tapi hari di mana dosa kita diampuni oleh Allah swt.
Puasa yang kita lakukan dengan penuh iman dan ihtisab dijamin akan menghapus dosa yang pernah kita perbuat, maka orang yang sukses dalam bulan Ramadhan adalah orang yang berhasil diampuni segala dosanya sehingga seperti baru terlahir kembali di dunia. (*)