Razia Kos Elite di Makassar
Pengakuan Penguhi Kos Elite: Kami ini Simpanan, Dibiayai Pejabat
Kebanyakan, karyawan, mahasiswi, dan wanita yang mengaku 'ibu rumah tangga' tapi tidak tinggal bersama anaknya.
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Operasi gabungan BNN di kos-kosan elite, terbilang baru pertama kali digelar di kota ini. [Baca juga: Cari Narkoba di Kos Cewek, Eh Petugas Malah Dapat Kondom dan Tissue Magic]
Dari lima-kos-an yang dirazia, sepanjang akhir, pekan lalu, kebanyakan, penghuninya adalah wanita muda usia mereka, antara 20 hingga 32 tahun. Kebanyakan, karyawan, mahasiswi, dan wanita yang mengaku 'ibu rumah tangga' tapi tidak tinggal bersama anaknya.
Saat penggerebekan di kos elite Kompleks IDI, Jl AP Petta Rani misalnya, dari 10 kamar.
Ada empat kamar dihuni wanita yang mengaku mahasiswi. [Baca juga: 08:18:53 Petugas Tangkap Pasangan Homo ini di Kos-kosan Cewek]
Saat ditanya seorang wanita staf BNN, si mahasiswi enggan dan kelabakan saat ditanya nama kampusnya.
"Ya, pokoknya mahasiswi Bu, " kata seorang waniat berusia 20-an tahun, yang bersama tiga rerakannya mengaku berasal dari Kota Bone.
Usai uji sampel urine, ketiga negatif narkoba.
Di kos ini, hanya empat yang positif narkoba.
Si staf BNN, tetap curiga.
Mahasiswi apa gerangan yang bisa membayar kos hingga Rp 1,85 juta sebulan.
Apalagi di dalam kamarnya, banyak koleksi handy bag mewah, sepatu high hells, pakaian bermerek.
Rata-rata memakai smartphone terbaru, seperti iPhone 5s, iPhone 6, Samasung seri S dan Note. Harganya, sekitar Rp 6 juta hingga Rp 8 juta per unit.
"Yang bikin, kita curiga, sebab mesti mengaku mahasiswi tapi di dalam kamarnya tak ada buku, atau diktat kuliah. Kita lebih banyak alat kosmetik, parfum, koleksi tas, dan tas belanjaan pakaian bermerek, dan gelas miniuman dan makanan dari kafe ternama," kata wanita paruh baya dari Polwan itu.
"Ngaku lah dek, mahasiswi betulan atau apa...?" tanya si bintara polwan yang didampingi POM dari Kowad TNI AD itu.
"Iya, deh Bu (petugas), kami ini simpanan, dibiayai pejabat," kata seorang wanita muda, dengan berbisik.
Saat razia di lima kos berbeda, polisi bahkan menemukan sejumlah benda-benda yuang terkait narkotika.
Di tempat sampah ditemukan sachset bekas shabu, dan pipet penghisap.
Bahkan, di salah satu kamar wanita muda di Jl Sulawesi, dalam tasnya ditemukan belasan kondom yang belum terpakai.
Di kos ini, tiap kamar ada layar CCTV yang terhubung dengan gang-gang kamar. Semua penghuni yang masuk, akan ketahuan.
"Kalau tak dikenal, kita tak mau buka," kata seorang wanita berusia 24 tahun, yang mengaku kerja di hotel.
Di kos-kosan Jl Sungai Saddang dan Kompeks IDI, ditemukan dalam kamar magic tissu untuk pria, pil KB, dan tablet penguat stamina, dan satu laras senapan angin modern.
Obat daftar G jenis somadril. Seorang penghuni kos yang dimintai keteranganya mengelak bahwa dikos-kosan tersebut di tempati pesta sabu.
"Kalau narkoba , saya tidak perna temukan ada penghuni pakai, tapi somadril biasa ji," kata perempuan yang enggang disebut namanya.
Menurut perempuan bahwa penghuni kos tersebut menggunakan somadril sudah hal biasa buat mereka.
"Namanya juga masih ABG pasti pake, biar tahan," jelasnya.
Suasana kos kosan pondokan Mawar di Jl Sungai saddang 1, kecamatan Makassar terlihat sepi semenjak operasi razia BNNP Sulsel kemarin.
Di kos mewah sedikiynya 11 penghuni kos terjaring operasi oleh BNN karena dinyatakan positif menggunakan narkoba.
"Kami tidak tahu kalau mereka pengguna narkoba, karena mereka sewa kos disini datang dengan baik baik, kata Daud, satpam Pondok Mawar.
Daud juga mengatakan penghuni kos yang terjaring di Pondok Mawar rata rata perempuan yang berprofesi sebagai karyawan hotel .
Sementara sebagaian lainya adalah ibu rumah tangga.
Pondok Mawar ini teletak dipusat Kota Makassar, jaraknya 100 meter dari Jl Poros Sungai Saddang lama. Kos tersebut memiliki sekitar 20 kamar.
Disetiap kamar difasilitasi AC, sulkas, lemari, kamar mandi, dan spring bed. Harga sewa kamarnya per bulan yakni Rp 1,6 juta.
Sementara warga sekitar pondokan jugamengaku kaget mendegar belasan penghuni kos diamankan petugas BNN karena menggunakan narkoba.
"Kami juga kaget karena kemarin tiba tiba banya polisi dan TNI di pondokan, dan ternyata mereka razia," jelasnya.(*)