Lelang Jabatan Pemkot Makassar
Jadi Kabag Hukum dan Ham Makassar, Doa Umrah Manai Sophian Terkabul
Ketika hampir menyelesaikan wirid, telpon genggamnya berbunyi.
Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM - Hampir tak ada yang tahu latar belakang Kabag Hukum dan HAM Pemkot Makassar teranyar, Manai Sophian. Sehingga dirinya tiba-tiba menjadi pejabat yang satu-satunya tak mengikuti wawancara khusus dengan wali kota Makassar, Danny Pomanto seperti 90 pejabat lainnya.
Namun, Manai Sophian tak pernah mendapat undangan panggilan selain itu saat sesi wawancara, mantan lurah Daya ini masih di Tanah Haram, Arab Saudi melakukan umrah.
Ketika malam pemberian undangan pelantikan, Manai tak merasa gelisah seperti calon lain. Dia hanya wirid sehabis shalat Magrib, Kamis (12/2/2015).
Ketika hampir menyelesaikan wirid, telpon genggamnya berbunyi.
"Itu dari Arham (staf Sekkot Ibrahim Saleh), dan dia mengatakan supaya datang ke hotel di Jl Penghibur, saya kurang tahu," katanya.
Ketika sampai di hotel itu, Manai pun langsung diberikan sebuah surat biasa dengan tanda tangan Ibrahim Saleh.
"Saya juga hanya dilirik dan ditanya, siapa namanya dan saya bilang Manai Sophian, akhirnya dia memberikan surat itu dan saya baca untuk menghadiri undangan pelantikan tapi jabatannya saya tak tahu," katanya.
Manai pun bergegas menelpon ke sanak keluarga untuk meminjam baju jas putih dan songkok miring.
"Saya ajak semua abal-abal dan istri untuk cari sesuai permintaan dari surat, dan untung masih ada tukang jahit yang buka, dan saya dapatkan," katanya.
Manai pun menjelaskan memilih umroh ketika memikirkan lelang jabatan.
"Saya Umroh nak, kita memang berserah saja kepada pak wali kota, kalau pak wali percaya sama kita maka pasti jabatan itu tak akan lari," katanya, Jumat (13/2/2015).
Manai mengakui selama di Makkah dirinya selalu berdoa untuk diberikan jabatan yang sesuai.
"Saya berdoa, ya allah kalau jabatan itu cocok untuk saya maka dekat kan kalau itu tak justru membuat rusak maka jauhkan," katanya.
Kemanakan aktor kawakan, Sophan Sophian ini mengakui jabatan itu adalah cara Tuhan untuk menguji hambanya.
“Kita hidup bukan untuk mengejar jabatan dan berfoya-foya. Kita diberi jabatan untuk bisa berbuat baik dan adil untuk manusia lainnya karena tangan Tuhan ada pada kita untuk membuat kota sejahtera dan benar,” kata mantan Kabid Perundang-undangan dan Penegakan Perda Satpol PP Makassar ini.