Profil
Juliani Djafar, Camat Ujung Pandang yang Tak Suka Parfum dan Lipstik
Namun dibalik kesibukannya itu, ia mengaku tidak pernah putus komunikasi dengan suaminya.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun-Timur, Saldy.
MAKASSAR, TRIBUN - Sebahagian wanita karir dalam menjalankan aktivitasnya itu tidak lepas dari fashion ataupun style dalam menjalankan aktivitasnya.
Dari berbagai wanita karir di Makassar, Juliani Djafar yang juga Camat Ujung Pandang Kota Makassar rupanya memiliki gaya tersendiri menyelesaikan pekerjaannya, dengan bawaan tidak suka pakai lipstilk dan parfum.
"Saya dari dulu tidak suka pakai parfum, bahkan lipstik hanya di acara resmi, kalau hanya untuk pergi dikantor cukup dengan baju dinas dan jilbab," ujarnya, Senin (3/11/2014).
Menurutnya dengan gaya "casual" atau yang alami dan tidak bergaya itu membuatnya enjoy menjalankan aktivitasnya di kantor Camat Ujung Pandang, bahkan ketika turun kelapangan untuk memantau sampah dan penataan lingkungan diwilayah kecamatan Ujung Pandang, ia turun dengan gayanya yang sangat sederhana itu.
Menjadi seorang Camat menjadi kesyukuran bagi wanita kelahiran Pare-pare, 12 Juli 1961 itu, pasalnya menjalankan tugas seorang camat adalah pekerjaan yang sangat mulia.
Dimana bisa berbagi dan melayani langsung masyarakat, dan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan warga tidak lepas dari seorang camat.
"Alhamdulilah, sejak saya camat banyak warga yang mengenal saya, berbeda waktu menjabat struktural (kantoran) hanya saling sapa dengan rekan kerja dikantor,"tuturnya.
Sebagai seorang pimpinan, ia menerapkan sistem kekeluargaan namun tidak lepas dari wibawa seorang aparatur negara.
"Kalau dikantor semua sama, tidak ada yang tertinggi dimata saya, tapi ingat tugas pokok sebagai Pns harus dijalankan sesuai peraturan pemerintah,"tegasnya.
Seperti dicontohkan istri dari Abdi Tunggal itu, ia sangat kesal apabila ada stafnya yang tidak menyelesaikan pekerjaanya, padahal sebelum ia memberikan tugas kepada seluruh staf kecamatan dibuat suatu komitmen bersama, untuk menyelesaikan pekerjaan masing-masing sesuai dengan hasil rapat.
Rupanya menjalani dua tanggung jawab yang besar antara camat dan seorang ibu rumah tangga menjadi kesibukan tersendiri bagi Juliani.
Dimana ia mengaku disetiap pukul 05.00 wita ia harus turun ke dapur rumahnya di Jl Dg. Tata 1 untuk memasak makanan untuk suaminya, setelah itu menghidangkannya di meja makan.
"Yaa, saya harus masak dulu sebelum kekantor, dan sarapan bareng suami, setelah itu, saya bergegas ke kantor," ujarnya.
Sepekan Juliani bisa dikatakan lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor dimana ia sudah masuk dikantornya mulai pukul 07.00 wita hingga pukul 18.00 wita.