Produsen Terbesar, Penganyam Ketupat Leluhur Makassar Terancam Bubar
Deng Ical sapaan pria ini saat berkunjung di Jl Paropo II, Kecamatan Panankukang, Makassar, Minggu (18/5/2014).
MAKASSAR,TRIBUN-TIMUR.COM- Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal, mengaku akan membantu warga pengrajin anyaman ketupat Kota Makassar. Deng Ical sapaan pria ini saat berkunjung di Jl Paropo II, Kecamatan Panankukang, Makassar, Minggu (18/5/2014).
Warga di daerah Paropo (Paropo I, II, dan III) adalah produsen anyaman ketupat terbesar di Kota Makassar. Menganyam ketupat adalah kegiatan sampingan kebanyakan warga daerah ini.
"Kita datang karena mau lihat langsung seberapa aktif masyarakat dalam memproduksi anyaman, supaya kita bisa mengambil langkah yang tepat guna pengembangan pemberdayaan masyarakat sekitar," kata Deng Ical.
Pria yang gemar makan ikan gabus dan belut ini blusukan ke penjuru lorong Paropo demi mendata sekaligus menyapa "daerah ketupat" itu.
Deng Ical mengenakan kaos kebesarannya, berwarna oranye. Tokoh masyarakat Paropo Yahya Samsuddin turut mendampingi Ical sekaligus menemui penganyam. Hadir pula Camat Panakukkang Imran Mansyur.
"Anyaman di sini paling rapi, itumi kenapa selalu dicari-cari sama penjual di pasar dan warung coto di kota Makassar," kata Yahya yang juga penganyam senior Paropo ini.
Bahan anyaman, menurut Yahya, adalah daun pandan, "lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman pandan, merupakan tanah milik PT. ASINDO yang digarap warga," ungkap Yahya.
Yahya meminta Ical agar serius membantu penganyam mendapatkan lahan pandan, "ketakutan warga sekitar jika lahan tersebut akan dialih fungsikan, sehingga tidak ada lagi tempat untuk budidaya pandan di Paropo sebagai bahan baku anyaman ketupat,
kalau nanti pemilik tanah membangun di situ, kasian 30-an kepala keluarga yang bermata pencaharian sebagai pengrajin ayaman. Kita berharap semoga pemerintah bisa memberi solusi agar tetap bisa menggunakan tanah tersebut," jelas Yahya.
Ketupat Leluhur
Lebih lanjut, Yahya Syamsuddin, menceritakan, anyaman ketupat pandan tak sekadar kepentingan bisnis melainkan warisan budaya leluhur mereka.
"Kami sangat menjaga budaya peninggalan leluhur kami ini, Pepeka Ri Makka, ada juga Tari Pepeka Ri Makka. Beberapa warga disini juga mahir membuat kue tradisional yang di ajarkan turun temurun dari leluhur," ungkap Yahya.
Tim Ketupat Lorong
Imran Mansyur, mengaku akan melakukan koordinasi dan membentuk tim pemberdayaan ketupat lorong Paropo. Tim ketupat tersebut akan menjaga ketersediaan tanaman pandan.
"Tim bersama lurah se-kecamatan Panakukang untuk membentuk struktur organisasi yang melibatkan warga lorong,
jadi di dalam organisasi itu ada yang bertugas dalam hal kebersihan, ada dalam hal pemberdayaan masyarakat dan juga mengurusi keamanan" jelas Imran. (*)