Pileg 2014
Kamrussamad Kampanye Biota Laut di Pulau Karanrang
Sesuai dengan cita-cita Partai Gerindra yang fokus pada kearifan lokal serta pemanfaatan sumber daya alam di negeri ini
Penulis: Andi Chaerul Fadli | Editor: Imam Wahyudi
MAKASSAR, TRIBUN - TIMUR.COM - Calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Gerindra, Kamrussamad, berkunjung ke Pulau Karanrang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), untuk mengkampanyekan pemeliharaan biota laut. Dia disambut ratusan warga setempat, Sabtu (22/3).
"Sesuai dengan cita-cita Partai Gerindra yang fokus pada kearifan lokal serta pemanfaatan sumber daya alam di negeri ini, maka kami juga akan membantu partai mengkampanyekan dan mewujudkan cita-cita partai," jelasnya saat berdialog dengan ratusan warga setempat.
Kamrussamad mengatakan, kampanye biota laut yang dilakukannya di kabupaten tempatnya dilahirkan itu, dilakukan karena tingginya angka pengeboman ikan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Menurutnya, dia bersama Partai Gerindra sudah bertekad untuk memanfaatkan dan mengeksplorasi kekayaan alam bangsa ini, baik kekayaan alam pegunungan, daratan, hingga kekayaan lautnya.
"Memanfaatkan dan mengeksplorasi kekayaan alam dilakukan dengan cara-cara yang benar, bukannya dengan merusak karena jika itu dilakukan, maka bisa dipastikan anak-anak kita nantinya tidak akan menikmati lagi kekayaan alam ini," ungkapnya melalui rilis ke tribun-timur.com.
Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) pusat itu, mengaku jika kampanye biota laut yang dilakukannya disesuikan dengan adat istiadat serta aktivitas masyarakatnya.
Caleg Gerindra untuk daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan 2 itu menyatakan tingginya angka perusakan lingkungan serta biota laut mengundang rasa perhatian yang besar bagi dirinya karena kerusakan terumbu karang dampaknya sangat besar bagi siklus alam serta penduduk.
Pulau Karanrang yang berada di Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkep terletak dalam gugusan pulau spermonde di sebelah barat Pangkajene, ibukota Kabupaten Pangkep.
Beberapa warga setempat yang berdialog dengan Kamrussamad ikut mendukung gerakan Partai Gerindra dalam pelestarian lingkungan dan biota laut demi kelangsungan hidup yang makmur bagi anak cucunya itu.
Rahim salah seorang warga mengaku jika aktivitas penangkapan ikan disekitar Pulau Karanrang umumnya menggunakan bahan peledak (handak) atau bom ikan demi mendapatkan hasil tangkapan yang sangat banyak.
Namun, aktivitas penangakapan ikan secara liar itu bukan dilakukan oleh warga setempat melainkan banyak dilakukan oleh nelayan-nelayan dari luar pulau tersebut.
"Kami dulunya tidak tahu kalau bahaya yang ditimbulkan karena bom ikan itu sangat besar karena kami tahunya hanya menangkap ikan dan menjualnya, tetapi dengan adanya tambahan pengetahuan ini, kami jadi sadar akan bahayanya itu," jelasnya.
Sebelum menyusuri Pulau Karanrang, dirinya sudah melakukan kampanye dibeberapa daerah pemilihannya diantaranya Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bone, Kabupaten Maros, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Kabupaten Barru, Kota Pare-Pare, Kabupaten Soppeng, dan Kabupaten Wajo.
Menurut politisi senior Gerindra itu, selain karena merupakan tanah kelahiran, Pangkep juga adalah daerah penyangga Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulsel. Ia menilai banyak hal yang perlu dibenahi di daerah ini ke depannya. Karena itu Kamrussamad memfokuskan diri menyerap aspirasi di wilayah tersebut.
"Sepekan ini saya fokus di Pangkep, saya cinta daerah ini. Banyak sekali potensi sosial dan ekonomi yang belum tergarap akibat kurangnya porsi perhatian para wakil kita di parlemen pusat. Padahal sebagai daerah penyangga ibu kota, seharusnya Pangkep lebih maju dari situasi saat ini," katanya.
Kamrussamad menjelaskan, ia secara khusus mengapresiasi upaya pemerintah setempat yang sudah bekerja keras membangun daerah tersebut. Lebih tingginya rata-rata pertumbuhan ekonomi di Pangkep ketimbang tingkat pertumbuhan Sulsel dan nasional, merupakan salah satu bukti kongkrit kinerja positif Pemerintah Daerah Pangkep.
Namun, karena kurangnya porsi perhatian dari wakil rakyat Pangkep di DPR RI, maka realitas pembangunan saat ini tidak sesuai dengan ekspektasi umum.
Padahal wilayah itu memiliki potensi tiga dimensi. Yakni wilayah kelautan dengan potensi kelautan, wilayah daratan dengan potensi perdagangan serta wilayah pegunungan dengan potensi marmer dan semen.(*)