Harga Elpiji Naik
Legislator Sulsel Tolak Kenaikan Gas Elpiji 12 Kg
"Sumber gas Idonesia cukup besar, masa tidak ada cara lain," ungkap Irwan Injte
Penulis: Mahyuddin | Editor: Suryana Anas

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -Fraksi PDK Sulsel melalui Irwan Injte menilai kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram lebih berorientasi ke bisnis ketimbang masyarakat. Menurutnya, keputusan pertamina menaikkan gas elpiji sama halnya membunuh masyarakat, apalagi masyarakat sudah tidak punya jalan lain lagi selain sepakati kenaikan itu atau kembali menggunakan kayu bakar.
"Elpiji adalah salah satu kebutuhan masyarakat dan sudah tidak ada laternatif lain bagi mereka selain kembali pakai kayu bakar. Sumber gas Idonesia cukup besar, masa tidak ada cara lain," ungkap Irwan kepada wartawan saat ditemui di ruang komisi D DPRD Sulsel, Senin (6/1/2013).
Wakil Ketua Kadin Bidang UKM Sulsel ini meminta agar pemerintah peka dan menunda kenaikan itu sambil mencari solusi lain. Selain itu, ia juga meminta agar seluruh pemerintah menjaga regulasi kenaikan gas agar tidak menjadi bumerang dan ikut menaikkan harga barang lainnnya.
"Kami akan meminta pemerintah untuk menjaga agar tidak ada yang memanfaatkan kenaikan itu dengan menimbun dan juga memainkan harga barang lainnya. Sulsel tidak setuju dengan kenaikan itu. Kami akan undang lembaga untuk bahas itu," terang Irwan.
Sementara itu, Fraksi Demokrat Januar Jaury Dharwis meminta masyarakat untuk tenang dan tidak membuat pergerakan sebelum ada kepastian. Karena kenaikan harga gas elpiji masih akan ditinjau ulang. Ia juga meminta agar pemerintah dan palemen bisa menjaga digit inflasi agar tidak mengundang kenaikan harga barang pokok lainnta.
"Kami akan menjaga adanya spekulan yang memanfaatkan itu. Energi yang tidak disubsidi adalah elpiji, cuman pemerintah dan semuanya harus menjaga tingkat inflasi agar tidak melonjak," tutur Jaunuar. (*)