Bos Asindo Disidang
Keluarga Bos Asindo Angkat Bicara
. Bahwa pemberitaan menyangkut soal bos mal panakukang itu keliru. Jhon Luchman bukan pemilik mal panakukang. Melainkan saya

MAKASSAR, TRIBUN -- Pascadua pekan pemberitaan yang seringkali menyudutkan Direktur PT Asindo Indah Griyatama Jhon Luchman perihal kasus penipuan dan penggelapan terhadap korbannya Direktur PT Roda Mas Baja Inti Jemmy Gautama dan David Gautama senilai Rp 110 M.
Keluarga terpidana Jhon Luchman mulai berang bahkan resah lantaran pemberitaan yang bertubi-tubi yang disajikan sejumlah media di Makassar seringkali mendeskriditkan alias menyudutkan bagi keluarga Lucman.
"Kami sangat resah atas pemberitaan yang bertubi-tubi itu lantaran memojokkan keluarga besar kami (Luchman),"tegas Benny Luchman yang merupakan kakak kandung terpidana, Minggu (2/12/2012).
Diketahui, ini merupakan kali pertama pihak keluarga terpidana (Luchman) angkat bicara bahkan menurutnya, terpaksa turun tangan untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.
Benny adalah bos Mal Panakkukang. Sementara Jhon Luckman adalah pemilik Panakkukang Square Mal.
"Inilah yang harus diketahui publik. Bahwa pemberitaan menyangkut soal bos mal panakukang itu keliru. Jhon Luchman bukan pemilik mal panakukang. Melainkan saya," ujar Benny mengaku prihatin dengan kasus yang menimpa adik kandungnya itu.
Jhon Luckman dan rekannya Direktur PT Karunia Sejati Frans Tunggono saat ini sedang menunggu proses ekskusi oleh Kejaksaan Negeri Makassar pascakasasi keduanya telah turun dari Mahkamah Agung (MA) beberapa waktu lalu.
Jhon dan Frans adalah terpidana tiga tahun penjara dalam perkara dugaan penipuan dan penggelapan kepada Jimmy Gautama, Bos PT Roda Mas Baja Inti.
"Kami tetap menghargai proses hukum. Namun kami juga berhak untuk bwrpendspat karna banyak kejanggal yang timbul dalam kasus yang menimpa adik kami,"kata Benny saat mendampingi kuasa hukum adiknya Lauren.
Dia mengatakan sejak perkara itu ditangani pihak kepolisian hingga usai persidangan di Pengadilan Negeri Makassar, tudingan yang dialamatkan tidak pernah diterima.
Benny mengatakan, dugaan penipuan dan penggelapan tidak dapat dibuktikan oleh pihak yang merasa menjadi korban dalam bisnis ini.
Diketahui, terpidana dituding melakukan penipuan dengan menyerahkan tiga lembar cek kosong.
Cek itu sebagai alat pembayaran besi baja beton untuk pembangunan Panakkukang Square Makassar pada 2004 kepada korban Jemmy Gautama.
Selain itu, terpidana juga dituding melakukan pembayaran dengan tujuh bidang tanah yang masih bersengketa hukum di Mahkamah Agung (MA).
"Justru kami yang mempertanyakan kepada korban. Tunjukkan jika cek tersebut kosong. Justru mereka yang melakukan penipuan," tegas Benny.