Bentrok UNM
Syahrul, Saat Menjenguk Korban Bentrok
pihak TNI dan Polri untuk melakukan sterilisasi kampus untuk membubarkan konsentrasi massa.
Editor:
Ina Maharani
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo melihat langsung
jenazah korban tewas akibat tawuran antar mahasiswa Fakultas Teknik dan
Fakultas Desain dan Seni, UNM Makassar di Rumah Sakit Bhayangkara, Jl
Mappaoudang, Makassar, Kamis (11/10/2012) malam.
Sekitar 30 menit Syahrul berada di ruang autopsi untuk melihat langsung kondisi jenazah. Tidak berselang lama, Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayjen Muhammad Nizam, dak Kapolda Sulselbar Irjen Pol Mudji Waluyo pun datang.
Kepada wartawan Syahrul mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak TNI dan Polri untuk melakukan sterilisasi kampus untuk membubarkan konsentrasi massa.
"Kemudian pengurusan jenazah akan dilakukan disini semuanya secara islami, dan mengantarkannya ke kampung halaman masing-masing, kita lakukan semua disini, mahasiswa yang mau ikut mengantar akan disiapkan bis, sebaiknya tidak mengendarai motor, Bupati Enrekang dan Bupati Bulukumba sudah siap menerima disana," kata Syahrul.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah mengerahkan kekuatan polisi di Jajaran Polrestabes Makassar untuk melacak secepatnya pelaku penikamannya.
"Hasil koordinasi dengan PR 3 tadi, mahasiswa di dua fakultas ini dilburkan agar tidak terjadi konsentrasi massa yang dapat memicu lagi terjadinya bentrokan sambil memberi kesempatan polisi melakukan pengusutan," ujar Syahrul.
Secara berangsur-angsur seluruh kegiatan akademik dan kemahasiswaan yang tidak terkait dengan tindakan kriminal ini bisa dilakukan.
"Waktu pertama pecah, sebenarnya kita sudah komunikasi, konsentrasi pengamanan pun sudah terfokus di kampus, dan kampus saat itu bisa dikendalikan. Tapi kemudian terjadi di luar (kampus), ini diluar konsentrasi kita," kata Syahrul
Sekitar 30 menit Syahrul berada di ruang autopsi untuk melihat langsung kondisi jenazah. Tidak berselang lama, Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayjen Muhammad Nizam, dak Kapolda Sulselbar Irjen Pol Mudji Waluyo pun datang.
Kepada wartawan Syahrul mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak TNI dan Polri untuk melakukan sterilisasi kampus untuk membubarkan konsentrasi massa.
"Kemudian pengurusan jenazah akan dilakukan disini semuanya secara islami, dan mengantarkannya ke kampung halaman masing-masing, kita lakukan semua disini, mahasiswa yang mau ikut mengantar akan disiapkan bis, sebaiknya tidak mengendarai motor, Bupati Enrekang dan Bupati Bulukumba sudah siap menerima disana," kata Syahrul.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah mengerahkan kekuatan polisi di Jajaran Polrestabes Makassar untuk melacak secepatnya pelaku penikamannya.
"Hasil koordinasi dengan PR 3 tadi, mahasiswa di dua fakultas ini dilburkan agar tidak terjadi konsentrasi massa yang dapat memicu lagi terjadinya bentrokan sambil memberi kesempatan polisi melakukan pengusutan," ujar Syahrul.
Secara berangsur-angsur seluruh kegiatan akademik dan kemahasiswaan yang tidak terkait dengan tindakan kriminal ini bisa dilakukan.
"Waktu pertama pecah, sebenarnya kita sudah komunikasi, konsentrasi pengamanan pun sudah terfokus di kampus, dan kampus saat itu bisa dikendalikan. Tapi kemudian terjadi di luar (kampus), ini diluar konsentrasi kita," kata Syahrul
Tidak berselang lama dari kepergian Syahrul meninggalkan RS Bhayangkara,
giliran Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin yang datang
menyambangi rumah sakit tersebu.(*)