Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sepatu Syahrul dan Kesederhanaan Datuk Najib

“BUKA sepatu atau tidak, ya?” Begitu Syahrul Yasin Limpo bertanya kepada kolega dan staf protokoler Pemprov Sulsel

Penulis: Dahlan Dahi | Editor: Ridwan Putra
zoom-inlihat foto Sepatu Syahrul dan Kesederhanaan Datuk Najib
Dahlan Dahi/Tribun Timur

Di tangga rumah terlihat beberapa sepatu. Itu pertanda tamu yang masuk harus membuka sepatu. “Tidak usah mi (buka sepatu), Pak,” terdengar suara staf protokel.

Syahrul tampak bingung. Pejabat muspida yang menyertainya pun juga tak bisa memberikan jawaban. Syahrul memutuskan: buka sepatu, ah!

Sepatu warna hitam dibuka. Yang terlihat adalah kaos kaki warna gelap yang tampak kotor di bagian bawahnya. Syahrul, yang melakukan kunjungan ke Singapura dan Kuala Lumpur sejak 1 Juni lalu, kelihatannya tidak sempat mengganti kaos kaki.

Setelah Gubernur Sulsel itu mencopot sepatunya, pejabat muspida lainnya –yang kompak mengenakan batik-- pun ikut: Pangdam VII Wirabuana Mayjen Amril Amir, Kapolda Sulsel Irjen Johny Waenal Usman, Pangkoopsau Marsekal Muda (Marsda) TNI R Agus Munandar, Danlantamal Brigjen TNI Marinir Chaidier Patonnory, dan Ketua Pengadilan Tinggi Sulsel Muhammad Ramli.

Semua mengenakan kaos kaki. Saya, satu-satunya wartawan yang ikut ke kediaman PM Najib, agak kikuk. Kemudian tersadar, saya tidak memakai kaos kaki. Hmm!

Untunglah Syahrul membuka sepatu. Di ruang tamu rumah, Najib –yang mengenakan pakaian tradisional Malaysia lengkap dengan lilitan sarung di pinggang—ternyata tidak memakai sepatu. Kakinya dibungkus kaos kaki warna hitam. Bayangkanlah kalau rombongan pejabat itu tidak mencopot sepatunya di tangga rumah!

***

KEDIAMAN pribadi Nadjib di Jl Taman Duta dicapai sekitar 40 menit dengan mobil dari Hotel JW Marriot, dekat Menara Petronas, pusat kota Kuala Lumpur.

Dari jalan besar, mobil bus Mitsubishi tua warna putih yang mengantar Syahrul dan rombongan memasuki sebuah gang, yang hanya cukup berpapasan dua mobil. Di sebuah bukit, tampak rumah dua lantai. Ramai motor patroli pengawal di halaman rumah.

Untuk ukuran perdana menteri, rumah itu sangat sederhana. Pergilah ke Kompleks Azalea, Panakkukang Mas, Makassar, dan Anda akan menemukan banyak rumah yang jauh lebih megah dan mewah.

Tamu yang masuk melewati satu pos di samping pintu pagar warna putih. Setelah itu, naik ke tangga, dan langsung masuk ke ruang tamu. Di sanalah Najib dan Datin Rose, istrinya yang keturunan Bukit Tinggi, Sumatera Barat, menunggu.

Ruang tamunya kira-kira berukuran 8x12 meter. Ada satu set kursi tamu utama dan tiga set kursi di belakangnya untuk para staf.

Dinding ruang tamu dihiasi sejumlah gambar bunga dan foto keluarga. Terlihat foto Tun Abdul Razak, ayah Najib yang keturunan Bugis-Makassar, terpampang di dinding. Mengenakan kopiah dan nampak berwibawa. Tubuhnya terlihat lebih kecil dari Najib yang tinggi besar.

Pertemuan berlangsung dalam suasana santai. Najib berbicara jauh dari kesan formil, beberapa kali tertawa dan tersenyum.

“Bagaimana kabar di sana (Makassar)?” ia memulai pembicaraan. Cerita-cerita ringan mengalir, disertai diskusi beberapa isu seperti impor beras dan sapi asal Sulsel, penerbangan Makassar-Kuala Lumpur, dan kerja sama riset Malaysia-Universitas Hasanuddin (Unhas).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved