Rapat Guru SMP 27 Ricuh

Makassar, Tribun - Rapat Persiapan Maulid Nabi di SMP 27 yang di pimpin oleh Kepala Sekolah SMP 27 Neni Aspirin Thamrin, berakhir ricuh, Senin (21/2) pagi.

Awalnya seluruh guru, termaksud guru PPL dari Universitas Negri Makassar, meminta kepada Kepala sekolah untuk mengadakan rapat persiapan maulid di sekolah. Sebab kepala sekolah SMP 27 membatalkan acara tersebut tanpa alasan yang jelas setelah pembentukan panitia maulid.
Pada rapat tersebut kepala sekolah ternyata tidak membahas masalah persiapan maulid. "Malah ia hanya mencurahkan masalah pemeriksaan terhadap dirinya di Polrestabes. Ia bahkan melarang guru-guru untuk bertanya," jelas salah satu guru yang ikut rapat pada waktu itu.
Jepala sekolah ini memang sempat dituding melakukan tindakan korupsi sehingga ia berurusan dengan polisi.
Guru yang bertanya malah digertak oleh kepala sekolah dan mendatangi guru yang bertanya. Karena tidak terima dengan gertakan kepala sekolah, guru tersebut malah menggertak balik. Rapat akhirnya ditunda.
Istri kepsek lalu menahan dengan memeluk tubuh suaminya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena tak kuasa menahan suaminya yang terus meluapkan emosinya, istri kepsek pingsan.
Kepala sekolah akhirnya dibawa oleh sebagian guru ke ruang kerjanya. Rapat akhirnya berhenti tanpa ada kejelasan pasti mengenai kelanjutan dari kepanitiaan yang telah dibentuk.
"Begitulah kalau mau enaknya saja. Ketika kita menanyakan masalah dana ia kerap bungkam dan mengalihkan wacana," kata seorang guru yang tidak mau disebutkan namanya dengan kesal.
"Tidak sepantasnya. Seorang kepala sekolah mempertontonkan tindakan tersebut di hadapan guru-guru. Apalagi ada guru PPL yang ikut serta pada rapat tersebut," terang seorang guru yang ditemui Tribun.
Kepala sekolah SMP 27 Neny Aspirin Thamrin tidak dapat memberi keterangan setelah Tribun mencoba menghubunginya di dua nomor telepon miliknya.(cr9)