Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tak Lulus Sekolah, tapi Mohamed Hamdan Dagalo atau Hemeti Kini Menjabat Wakil Presiden

Siapa sangka jika dia tak lulus sekolah, tapi Mohamed Hamdan Dagalo kini menjabat wakil presiden.

Editor: Edi Sumardi
AFP
Mohamed Hamdan Dagalo 

TRIBUN-TIMUR.COM - Siapa sangka jika dia tak lulus sekolah, tapi Mohamed Hamdan Dagalo kini menjabat wakil presiden.

Kenapa itu bisa terjadi?

Dia berasal dari wilayah Sudan bagian barat, tempat politik, bisnis, dan perang sering kali berkaitan.

Pria di puncak dunia politik Sudan ini adalah mantan pedagang unta, yang melihat perang sebagai cara untuk menjadi kaya dan berkuasa.

Di atas kertas, Mohamed Hamdan Dagalo yang dikenal dengan nama "Hemeti" adalah orang kedua di jajaran junta militer yang menguasai Sudan saat ini.

Ia duduk sebagai Wakil Presiden Dewan Militer Peralihan Sudan.

Tetapi pada kenyataannya, Hemeti, yang tidak lulus sekolah dan berasal dari luar elite militer Sudan, dipandang banyak orang sebagai penguasa Khartoum.

Komandan perang Darfur ini memimpin puluhan ribu orang yang dibayar dan memiliki peralatan yang lebih baik dibandingkan pasukan militer resmi milik Sudan.

Dia juga memiliki banyak uang untuk mendanai milisi - dia memiliki konsesi untuk menambang emas di pegunungan kaya mineral dan dapat bergantung kepada sejumlah teman kuat di Arab Saudi dan sekutu di Teluk.

Menjadi Komandan Perang

Kemunculannya menjadi penguasa dimulai pada tahun 2003, ketika suku kulit hitam Afrika yang kebanyakan petani melakukan penentangan fisik terhadap pemerintah di daerah barat, Darfur.

Militer kewalahan mengatasi taktik gerilya dan mulai merekrut milisi Arab yang dikenal dengan nama "Janjaweed" - campuran sejumlah kata yang terjemahan harfiahnya adalah 'jin pembawa senjata di atas kuda'.

Saat itu, Hemeti adalah seorang pria ambisius di akhir umur 20-an tahun.

Dilahirkan pada tahun 1975 di antara kelompok Mahamid Arab-Sudan penggembala unta, dia keluar dari SD pada umur 16 tahun untuk mengekspor unta dari Darfur ke Chad bagi pelanggan di Libia dan Mesir.

Pada permulaan konflik, Hemeti memberikan pengamanan kepada konvoi pedagang di Darfur sehingga dia menjadi kaya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved