Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kontes Waria Coreng Citra Sengkang Kota Santri, Ini Kata MUI Kabupaten Wajo

Sekertaris Komisi Fatwa MUI Kabupaten Wajo, Abdul Hafid menyebutkan, kegiatan kontes waria tersebut mesti disikapi oleh lembaga berwenang.

Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Syamsul Bahri
Hardiansyah Abdi Gunawan/Tribun Timur
Kontes waria yang berlangsung meriah di Sengkang, Kabupaten Wajo, Senin (29/7/2019). 

TRIBUN-WAJO.COM, SENGKANG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Wajo angkat bicara terkait kontes waria yang telah berlangsung di Sengkang, Kabupaten Wajo, Senin (29/7/2019) malam lalu.

Sekertaris Komisi Fatwa MUI Kabupaten Wajo, Abdul Hafid menyebutkan, kegiatan kontes waria tersebut mesti disikapi oleh lembaga berwenang.

Rektor UIN Hamdan Juhanis Sapa Kompetitor dalam Pidato Perdananya

VIDEO : Pencuri Ponsel Diamankan Polres Maros di Maccopa

Masa Jabatan Syaiful Alam Berakhir, Ini Calon Penjabat Sekda Luwu

Ini 8 Kemudahan dan Manfaat BNI Travel dan Expo Bagi Warga di Makassar

Sosok 2 Perempuan Papua Pertama Jadi Pilot Garuda Indonesia, Lulusan Sekolah Penerbangan New Zealand

"Saya kira hal ini perlu disikapi oleh lembaga atau organisasi yang berwenang, seperti Kemenag, MUI, As'adiyah dan Muhammadiyah yang punya lembaga fatwa karena jika tidak ada tindakan saya khawatir seolah-olah ini dilegalkan di Wajo," katanya, Rabu (31/7/2019).

Olehnya, dirinya berharap kepada Pemerintah Daerah, maupun pihak kepolisian untuk betul-betul menjaga citra Kabupaten Wajo dari hal-hal yang bisa merusak.

"Ini tentu merusak citra Wajo sebagai daerah santri gudang ulama, karena itu kita harus melakukan komunikasi dengan Pemda, Polres, Kodim," katanya

Sementara itu, Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Wajo, Muhammad Yunus Pasanreseng Andi Padi, mengecam acara tersebut.

"Dalam hadits riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas, Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang merupai laki-laki. Demikian juga ada hadits senada riwayat Ahmad dan hadits riwayat Muslim," katanya.

Rektor Institut Agama Islam (IAI) As'adiyah tersebut menganggap, fenomena eksistensi waria di Kota Sengkang yang dikenal sebagai Kota Santri dan tanah kelahiran ulama-ulama besar, bukanlah hal baru.

"Kaitan dengan nilai agama Sengkang sebagai tempat lahirnya ulama-ulama besar, di zaman AGH Yunus Martan di depan rumah jabatan beliau itu biasa menjadi pemandangan yang tidak kalah hebohnya apa yangg terjadi saat ini," katanya.

Meski demikian, dirinya tetap mengecam tindakan kontes adu busana waria tersebut. Sebab, Islam telah mengutuk keras tindakan tersebut.

"Hanya saja sangat tidak bisa dibiarkan berkembang, dengan alasan apapun setelah agama memberi penegasan maka semua pihak harus patuh terhadap hukum agama, penganut addin al Islam, baik umara apalagi ulama," katanya.

Menurutnya, untuk mengatasi masalah tersebut, mesti juga menggunakan pendekatan yang baik. Sebab, para waria tersebut juga manusia dan mesti dirangkul.

Kontes waria yang berlangsung meriah di Sengkang, Kabupaten Wajo, Senin (29/7/2019).
Kontes waria yang berlangsung meriah di Sengkang, Kabupaten Wajo, Senin (29/7/2019). (Hardiansyah Abdi Gunawan/Tribun Timur)

"Boleh dengan cara-cara bilhikmah sebagaimana metodologi dakwah menganut cara bi al hikmah seperti dalam Surah al-Nahl 125, misalnya dengan menghimpun mereka dalam suatu wadah guna pembinaan," katanya.

Namun, sambung Yunus Pasanreseng, sudah sejak lama cara itu dilakukan. Jika ada pesta rakyat, seperti acara 17-an, mereka diikutkan ambil barisan gerak jalan, tapi hasilnya malah semakin menjadi.

Lebih lanjut, dirinya menyebutkan, jika berdasarkan petunjuk agama dan ulama-ulama terdahulu, terdapat tiga bentuk hukuman bagi para pelaku.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved