Di ACT, Bisa Qurban Secara Online dengan Harga Murah, Amanah, dan Sesuai Syariat
Talkshow Qurban yang diadakan pada hari Ahad, 28 Juli 2019 di Car Free Day Sudirman, Makassar mengusung tema "Dermawan Berqurban"
TRIBUN-TIMUR.COM - Talkshow Qurban yang diadakan pada hari Ahad, 28 Juli 2019 di Car Free Day Sudirman, Makassar mengusung tema "Dermawan Berqurban".
Acara tersebut diawali dengan Tribun Zumba pada pukul 06.00 hingga 08.00 pagi yang dihadiri oleh puluhan warga Kota Makassar.

Adapun sebagai pembicara dalam acara tersebut adalah Dr. Ir. H. Zakir Sabara HW ST MT IPM ASEAN Eng (Dekan Fakultas Teknologi Industri – Universitas Muslim Indonesia), Catherin Imran (Head Of Marcomm Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulsel), dan Nur Ali Akbar (Head of Program ACT Sulsel).
Ada beberapa poin penting yang dibicarakan dalam talkshow tersebut, diantaranya Sosialiasi program qurban ACT kepada masyarakat, launching dapur qurban, & sekilas kisah distribusi qurban ACT pada tahun lalu di pelosok Sulawesi Selatan.

Dalam penjelasannya, Zakir Sabara mengatakan dukungannya atas program Dapur Qurban yang akan dilaksanakan di kampus FTI UMI
“Alhamdulillah, kolaborasi kemanusiaan antara ACT dan FTI UMI untuk program qurban tahun ini adalah melalui Dapur Qurban. Sekitar 7 sapi qurban dari FTI UMI, dimana 2 ekor diantaranya akan diolah menjadi 2000 porsi makanan dan disajikan untuk disantap bersama sivitas kampus dan warga disekitar area kampus yang belum bisa menikmati daging qurban karena keterbatasan.

Di sisi lain, Catherin Imran selaku Head Of Marcomm ACT Sulsel juga menyampaikan bahwa ACT kini telah berumur 14 tahun, selain menyalurkan bantuan kemanusiaan, ACT juga menghimpun dana Zakat, Wakaf, dan Qurban.
“ACT telah berdiri sejak tahun 2005 dan memulai aksinya saat terjadi tsunami di ACEH dan hingga kini telah berumur 14 tahun. Untuk di Makassar sendiri ACT telah berumur 3 tahun. Selain menyalurkan bantuan untuk bencana, ACT juga menghimpun dana Zakat dibawah naungan Yayasan Global Zakat, dana Wakaf dibawah naungan Global Wakaf, dan penyaluran Qurban dibawah naungan Global Qurban.” Ujar Catherin.
Dalam keterangan lanjutannya, Catherin mengatakan bahwa qurban tahun ini, ACT memiliki program Dermawan Berqurban "Berkahnya Bahagiakan Dunia".

“Untuk qurban tahun ini, ACT mengusung tema program Dermawan Berqurban "Berkahnya Bahagiakan Dunia" . Selain kolaborasi program Dapur Qurban bersama FTI UMI, qurban anda akan kami salurkan ke seluruh pelosok negeri hingga 50 negara di dunia yang sedang dilanda bencana kemiskinan, konflik, kekeringan dan lainnya. Kami mengajak masyarakat sulawesi selatan untuk kembali melanjutkan kedermawanan yang telah dilakukan selama Ramadan lalu, pada momen Iduladha mendatang. Global Qurban juga mengimbau umat muslim sedunia untuk mengakselerasikan kedermawanan, yaitu tidak hanya meraih takwa melalui ibadah kurban, namun juga berbagi kepada sesama. Global Qurban-ACT Sulsel sendiri memfasilitasi masyarakat yang ingin berkurban dengan mudah dan harga yang terjangkau.” Tambahnya.
Catherin juga mengajak warga Sulawesi Selatan untuk menunaikan qurban nya di ACT.
“Bagi masyarakat Sulawesi selatan yang ingin menunaikan qurbannya tahun ini, bisa datang langsung ke kantor ACT Sulsel di Jl. Sultan Alauddin Ruko Alauddin Plaza atau menghubungi nomor 0411 898 6113 / 0822 1000 9756. InsyaaAllah Qurban anda akan dikelola sesuai syariat, tepat sasaran, dan amanah karena para pequrban akan mendapatkan laporan dari kami yang akan dikirimkan ke alamat email dan rumah masing-masing. Apalagi tahun ini harga hewan qurban di ACT itu hanya sekitar 1,65 jt untuk kambing atau 1/7 sapi. Bisa juga melalui rekening Global Qurban di BNI Syariah (888 0000 746) a.n Yayasan global Qurban lalu konfirmasi ke 0822 1000 9756 (WA), atau bisa juga mengakses landing page https://donasi.act.id/tribuntimur/qurban.” Ucapnya.
Melengkapi penjelasan kedua narasumber diatas, Head of Program ACT Sulsel, Nur Ali Akbar juga turut memaparkan beberapa pengalamannya saat mendistribusikan daging qurban di daerah pelosok Sulawesi Selatan.
“Saya pernah mengantarkan sapi qurban beberapa tahun lalu di beberapa daerah pelosok di Sulawesi Selatan, salah satunya di daerah Desa Nanggala Kab. Toraja Utara. Dari kaki gunung kami harus berjalan kaki selama 2 jam untuk sampai ke lokasi. Setiba dilokasi, kami disambut antusias oleh warga disana dan saya juga sempat kaget dari pernyataan Rusli (Tokoh Agama Desa Nanggala) bahwa kami baru merasakan daging qurban setelah 50 tahun lamanya. Biasanya setelah shalat id, kami hanya bersilaturrahim tanpa dapat menikmati daging qurban.” Ujarnya
Nur Ali Akbar juga menambahkan terpusatnya daging qurban di perkotaan membuat saudara-saudara kita di daerah pelosok menjadi terabaikan.
“Fenomena yang terjadi di masyarakat perkotaan, biasanya daging qurban menumpuk di kota, bahkan kadang hasil pembagian daging qurban itu diperjual belikan oleh oknun tertentu karena mereka sudah kelebihan daging, kadang dalam 1 keluarga mendapat beberapa daging dari masjid yang berbeda sedangkan kulkas penyimpanannya tidak cukup.” tambahnya. (*)