OPINI
OPINI - Milennial Sehat Tanpa Narkoba, Butuh Solusi Ideal
Penulis adalah Founder Komunitas Pecinta Alquran dan Bahasa Arab Makassar
Oleh:
Trisnawaty A
Pendidik, Founder Komunitas Pecinta Alquran dan Bahasa Arab Makassar
Narkoba tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Menyasar semua kalangan tanpa pandang bulu.
Mulai perkotaan hingga pelosok desa. Memangsa tanpa mengenal usia dan status sosial.
Badan Narkotika Nasional ( BNN) menyatakan penyalahgunaan dan peredaran narkotika di masyarakat menunjukkan peningkatan korban akibat narkoba.
Kepala BNN Heru Winarko, “kecenderungan penggunaan narkotika meningkat.
Dia menambahkan, "Korbannya meluas mencakup kalangan anak-anak, remaja, generasi muda, ASN, anggota TNI dan Polri, kepala daerah, anggota legislatif, hingga di lingkungan RT," ujar Heru dalam acara peringatan Hari Anti Narkoba Internasional 2019 di The Opus Grand Ballroom at The Tribrata, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2019).
Dilansir dari tribunnews.com Penyalahgunaan narkoba pada Millennial saat ini menjadi permasalahan global di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia.
Dalam World Drugs Reports 2018 yang dikeluarkan oleh The United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), dari 275 juta penduduk di dunia atau 5,6% dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba setidaknya satu kali.
Baca: PMI Makassar-APSI Sulsel MoU Kerjasama Donor Darah
Data BNN tahun 2017, prevalensi penyalahgunaan narkoba secara nasional mencapai 1,77 % atau sekitar 3,37 juta jiwa, dengan presentase rata-rata pengguna, 59% kelompok pekerja atau produktif berpenghasilan, dan 24% sisanya kelompok pelajar.
Pengguna narkoba terbagi menjadi tiga kategori, yaitu coba pakai 57%. Reaksional atau rutin pakai minimal seminggu dua kali 27 % dan pecandu 16 %.
Fakta yang diungkapkan BNN sangat mengkhawatirkan. Kita dan generasi kita berada dalam ancaman.
Narkoba dan Bonus Demografi
Indonesia merupakan salah satu negara berpopulasi tinggi dengan jumlah penduduk usia produktif (15 hingga 64 tahun).
Dengan adanya bonus demografi ini, Indonesia diuntungkan dan memiliki peluang untuk menggenjot pertumbuhan produktifitas masyarakatnya.
Tapi, miris pengguna narkoba paling banyak pada rentang usia 24-30 tahun. Rentang usia sangat produktif (Detiknews).
Maraknya peredaran narkoba tentu menjadi ancaman serius termasuk di usia produktif bonus demografi.