Temui Pengurus HMI Barru, Ketua PB Saddam Aljihad Bahas Youth Government
Usai pelantikan kader HMI di Sidrap, Saddam Aljihad mampir ngopi bareng sekaligus sharing bersama pengurus HMI Barru.
Penulis: Akbar | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNBARRU. COM, BARRU - Ketua Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Respiratori Saddam Aljihad menyempatkan diri bertemu pengurus HMI cabang Barru, Selasa (16/7/2019).
Pertemuan berlangsung di Cafe 3 R, di Desa Lempang, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru.
Seru Abis! 8 Gol PS Tira Persikabo Calon Juara Liga 1 Bungkam Persija Jakarta 5-3 dan Klasemen
Pelayanan Kesehatan RS Bhayangkara Makassar Berbasis Teknologi Informasi
TRIBUNWIKI: Ini Enam Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Kecamatan Ujung Tanah Makassar
Selingkuhan Bunuh Suami Pacar Divonis 18 Tahun, Keluarga Korban Protes
Selingkuhan Bunuh Suami Pacar Divonis 18 Tahun, Keluarga Korban Protes
Diketahui, Saddam Aljihad sebelumnya berkunjung ke Kabupaten Sidrap dalam rangka pelantikan pengurus HMI.
Usai pelantikan kader HMI di Sidrap, Saddam Aljihad mampir ngopi bareng sekaligus sharing bersama pengurus HMI Barru.
Saddam Aljihad ke Barru didampingi Ketua Badko HMI Sulselbar, Lanyala Soewarno.
Hadir dalam pertemuan itu, Ketua HMI Barru, Asrudi bersama pengurus HMI Barru lainnya.
Dalam pertemuannya bersama HMI Barru, Saddam Aljihad mendorong kadernya untuk bisa mengisi pemerintahan pemuda (youth government).
"Di musim politik panas ini orang - orang senior cenderung sibuk dengan kepentingannya sendiri. Nah yang paling bersih untuk bicara kepentingan masyarakat itu ya anak - anak muda (kaum millenial)," kata Saddam.
Dipaparkan, youth government ini adalah sebuah metode untuk menciptakan clean government atau tata kelola pemerintahan yang bersih.
Dan yang mampu menciptakan pemerintahan yang bersih, adalah para anak muda.

"Kenapa, karena biasanya anak - anak muda ini sifatnya dekat dengan hal - hal yang idealis," imbuhnya.
Kemudian untuk mewujudkan hal itu menurut Saddam, pemuda harus memiliki ketahanan sosial politik yang kuat.
Juga harus memahami mengenai birokrasi pemerintahan.
"Dua tolak ukur itu harus diperkuat. Harus tahan banting terhadap dinamika politik dan harus paham birokrasi. Dan yang (lebih) bisa berperan di sini adalah pemuda aktivis, bukan yang lain. Karena mereka terbiasa dengan komunikasi," urai Saddam.
Selain membahas soal youth government, lulusan S2 kesejahteraan sosial Universitas Indonesia (UI) itu juga membahas terkait perkembangan HMI saat ini.