Ini Rahasia Sukses Radio Gamasi Mengudara Hingga di Usia ke-39 Tahun
'Gaya Makassar Ada di Sini' jargon atau istilah yang tidak asing lagi bagi para 'sambalu' atau pendengar setia Radio Gamasi 105,9 FM.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - 'Gaya Makassar Ada di Sini' jargon atau istilah yang tidak asing lagi bagi para 'sambalu' atau pendengar setia Radio Gamasi 105,9 FM.
Kini, radio yang resmi mengudara pada 28 Juni 1980 ini, genap berusia 39 tahun, Jumat (28/9/2019).
Manajemen, para penyiar dan kru stasiun radio yang beralamat di Komplek Perumahan Marinda, Jl Veteran Selatan, Kota Makassar, ini pun merayakan hari jadinya.
Baca: Musik Kacaping Meriahkan Perayaan HUT ke-39 Gamasi 105,9 FM
Baca: VIDEO: Pendiri Gamasi Lantunkan Lagu Makassar, Lebba Gangga Na Paria
Baca: Mengenal Masno Perintis Radio Gamasi: Lagu Makassar Gak Ada Matinya!
Perayaan berlansung meriah dengan iringan musik kacaping dan lagu-lagu daerah Bugis Makassar.
Dihadiri sejumlah relasi, sponsor dan mitra kerja, puncak peryaan HUT ke-39 Gamasi 105,9 FM dilansungkan dengan pemotongan nasi tumpeng.
Lalu apa kiat yang membuat Gamasi tetap eksis hingga sekarang ?
Awak tribu berkesempatan mewawancarai penyiar senior sekaligus perintis Gamasi 105,9 FM pada 39 tahun silam.
Ialah Syarif Daeng Nai (72).
Ditemui di sela perayaan seremoni ulang tahun, pria kelahiran Makassar 14 Agustus 1947 itu membeberkan kiat atau rahasia sehingga Radio Gamasi tetap mengudara hingga saat ini.
"Kita lahir 1980, Gamasi ini lahir tentunya ada suka ada duka. Kendala tentu ada, tapi ada senjata kami hingga kami eksis hingga sekarang ini, yakni kebersamaan dalam menghidupkan acara-acara di radio gamasi," kata ayah dari empat orang anak ini.
Selain kebersamaan, mempertahankan ciri khas sebagai radio yang mengangkat kearifan lokal Sulawesi Selatan, kata Daeng Nai, adalah wujud eksistensi sehingga Gamasi tetap diterima oleh para 'sambalu' (pendengar setia radio Gamasi).
"Gamasi itu termasuk kategiri radio etnik, sehingga acara-acara yang kita angkat disini berbau etnik. Seperti acaranya Laugi yang bahasa pengantarnya bahasa bugis, terus ada juga acara khusus bahasa Makassar yang diangkat lagu-lagu daerah Makassar dan banyak lagi lainnya," kata kakek 14 cucu ini.
Lebih jauh, Daeng Nai juga menceritakan alasan dirinya memilih eksis sebagai penyiar senior hingga sekarang.
Sebelum bergabung bersama PT Radio Gamasi Jaya, perusahaan yang menaungi Gamasi 105,9 FM, Dg Nai yang memiliki hoby menyiar lebih dulu bergabung di Gandaria, radio yang eksis di era 1970an.
Ia bahkan mengatakan, bahwa dirinya juga sempat merambah sejumlah frekuensi atau chenel yang disebutnya radio-radio liar.