BKKBN: Luwu Timur Aktif Cegah Stunting di Sulsel
Itu terungkap dalam rapat kerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) bersama Bupati Luwu Timur, Thorig Husler.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Sudirman
TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Kabupaten Luwu Timur, aktif mencegah stunting sesuai penilaian Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Itu terungkap dalam rapat kerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) bersama Bupati Luwu Timur, Thorig Husler, di aula dinas pendidikan, Selasa (25/6/2019).
Baca: Pengamat: Menteri Eksekutor di Kabinet Indonesia Kerja
Baca: Jorok, Sampah Berserakan di Depan Kantor Dinas Perumahan dan Pemukiman Palopo
Kegiatan untuk meningkatkan sinergitas pengelola program, Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), serta meningkatkan komitmen dan peran terhadap pengembangan 24 kampung KB.
Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Sulsel, Wardihan mengatakan, Kabupaten Luwu Timur daerah paling menonjol diantara 24 kabupaten/kota di Sulsel yang aktif mencegah stunting.
Menurut Wardihan, pencegahan stunting bisa berhasil karena, dukungan dan kerjasama seluruh elemen terkait.
"Saya apresiasi dukungan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, dalam mendukung program KB dan pencegahan stunting," jelasnya.
Stunting adalah masalah gizi kronis, yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama.
Stunting pada umumnya terjadi karena asupan makan, yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh badan.
Sementara Bupati Luwu Timur Thorieg Husler, akan meningkatkan komitmen lintas sektor dan mitra kerja, dalam pengembangan kajian analisis dampak kependudukan, terhadap berbagai aspek dan isu aktual.
"Saya sangat mendukung program pembangunan keluarga dan KB," kata Husler kepada TribunLutim.com, Rabu (26/6/2019).
Sementara Sekretaris DP2KB Luwu Timur, Muh Arsyad mengatakan, program kependudukan, KB dan pembangunan keluarga merupakan program sinergitas yang harus menjadi perhatian.
"Penanganannya harus dilakukan dengan cara multi program, multi sektor dan bersinergi," tuturnya.
Ada 225 peserta yaitu kepala puskesmas se-Luwu Timur, bidan klinik KB, ketua PKK kecamatan, danramil dan kapolsek kepala desa dan sebagainya.
Laporan Wartawan TribunLutim.com, vanbo19
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow IG resmi Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: