3 Mahasiswi Unhas Ciptakan Permen Cegah Penyakit Ganas di Mulut, Ini Asal Usulnya

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Tiga mahasiswi Universitas Hasanuddin menciptakan permen dengan khasiat mencegah penyakit ganas di rongga mulut.

Ketiganya adalah Ainiyyah Fildza Zaizafun (Fakultas Kedokteran Gigi), Andi Nurul Anisa (Fakultas Farmasi) dan Shafira Nurul Khaera (Fakultas Kedokteran Gigi). 

3 Jam Usai Ijab Qabul, Pengantin Perempuan Meninggal Dunia Saat Izin ke Kamar Mandi, Kronologi

Deteksi Gempa, BMKG Akan Bangun Seismograf di Pinrang

Mereka merupakan tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang penelitian eksakta didampingi langsung oleh dosen pembimbing drg. Acing Habibie Mude, Ph D selaku dosen pendamping.

Permen tersebut berasal dari limbah kulit semangka.

Inovasi dengan memanfaatkan kandungan dari kulit semangka sebagai bahan baku untuk mencegah keganasan penyakit dalam mulut yaitu Leukoplakia.

Leukoplakia merupakan salah satu penyakit pra-ganas dalam mulut yang penyebabnya belum diketahui namun faktor yang dapat menjadi pemicu penyakit tersebut masih sering ditemui dalam kebiasaan masyarakat Indonesia seperti merokok dan minum minuman berkalkohol.

Hal ini didukung dengan data yang menyebutkan masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut yang dapat menjadi peluang jamur candida albicans tumbuh dalam mulut.

Penelitian ini pun telah lolos di danai oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi.

Ketua Tim, Shafira Nurul Khaera menjelaskan bahwa inovasi ini dikemas lebih menarik dengan bentuk sediaan permen strip atau edible film.

"Ide ini awalnya muncul dari kegemaran saya dalam mengonsumsi buah semangka dan melihat kulit buah semangka yang selama ini hanya menjadi limbah, padahal setelah ditelusuri kulit semangka mempunyai banyak zat aktif yang baik untuk menangkal radikal bebas seperti zat antioksidan," tuturnya kepada Tribun Timur, Sabtu (22/6/2019).

Kemudian berlanjut setelah ia menerima materi perkuliahan tentang penyakit mulut yaitu leukoplakia yang masih kurang diketahui oleh masyarakat.

Saat ini salah satu upaya mengatasi penyakit leukoplakia tersebut biasanya menggunakan bahan kimia antimikotik yang mahal dan menimbulkan efek samping seperti gangguan saluran perencanaan sampai kerusakan hati jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

“Sebenarnya terapi untuk leukoplakia telah ada, tetapi untuk saat ini masih menggunakan bahan kimia yang mempunyai efek samping. Saat ini juga mulai dikembangkan pengobatan dari bahan herbal sehingga saya mengambil kulit semangka sebagai alternatif untuk mencegah agar leukoplakia ini tidak berubah menjadi ganas” jelas Shafira.

Shafira pun melanjutkan nantinya kulit semangka ini dikemas dalam bentuk edible film atau permen strip yang lebih mudah diaplikasikan pada penderita leukoplakia.

Penggunaan bahan herbal dalam pengobatan penyakit mulut saat ini masih sangat jarang dilakukan.

Hal ini tentu merupakan suatu inovasi baru dalam pengobatan di bidang kedokteran gigi. (*)

Laporan Wartawan Tribun Timur Desi Triana Aswan @iniilul

Langganan Berita Pilihan 
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Subscribe YouTube Tribun Timur

Juga Follow IG resmi Tribun Timur