Lebaran 2019
Lebaran Tak Lengkap Tanpa Ketupat, Ternyata Begini Asal usulnya, Dikenalkan Salah Satu Wali Songo
Lebaran 2019 atau Idul Fitri rasanya kurang lengkap tanpa ketupat yang dihidangkan bersama berbagai hidangan lain, seperti Opor Ayam.
TRIBUN-TIMUR.COM-Lebaran 2019 atau Idul Fitri rasanya kurang lengkap tanpa ketupat yang dihidangkan bersama berbagai hidangan lain, seperti Opor Ayam.
Di balik kenikmatan ketupat di hari Lebaran 2019, ada kisah di baliknya. Bagaimana asal usul ketupat?
Dikutip dari Kompas.com, Angelina Rianti dan koleganya pernah mencatat asal usul ketupat dan filosofinya terkait tradisi Lebaran Indonesia dalam Journal of Ethnic Foods (Science Direct, Maret 2018).
Menurut jurnal itu, ketupat dikenalkan pertama kali oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-15 hingga awal ke-16.
Baca: TRIBUNWIKI: Cara Membuat Ketupat Lebaran Mulai Dari Anti Gagal, Hingga Tidak Mudah Basi
Baca: Resep Opor Ayam untuk Menu Lebaran Idul Fitri 1440 H/2019, Enak dengan Ketupat
Baca: TRIBUNWIKI: Cara Membuat Ketupat Lebaran Mulai Dari Anti Gagal, Hingga Tidak Mudah Basi

Siapa Sunan Kalijaga?
Dia adalah teolog dan satu dari sembilan Walisongo yang berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Jawa.
Menurut Sains Selama berdakwah di Demak, Sunan Kalijaga mengembangkan dua acara sesudah puasa Ramadhan, yaitu Bakda Lebaran serta Bakda Cilik atau Bakda Kupat.
Bakda Lebaran dirayakan pada hari pertama Idul Fitri dengan berdoa dan silaturahmi. Bakda Kupat dirayakan sepekan berikutnya.
Acara "bakda" yang kedua ini sebenarnya berakar dari kebudayaan sebelumnya, tetapi diadaptasi oleh Sunan menjadi tradisi Islam di Jawa.
Dalam acara Bakda Kupat, hampir semua orang membuat makanan olahan beras yang kemudian diberi nama kupat atau ketupat.
Mereka membuat anyaman segiempat wajik dari janur muda, mengisinya dengan beras, lalu mengukusnya dan mengeringkan.
Makanan ini dibagikan pada kerabat dekat sebagai simbol kebersamaan dan saling berbagi.
Seiring berjalannya waktu, ketupat tak hanya menjadi tradisi masyarakat Jawa tapi menyebar ke negeri tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.
Hal ini beriringan dengan penyebaran agama Islam yang makin luas dan membawa salah satu tradisi budaya khas Indonesia, yakni menyajikan ketupat di hari raya Idul Fitri.
Filosofi ketupat Secara filosofis, ketupat adalah simbol permintaan maaf dan berkah,yang mana dekat dengan makna Lebaran itu sendiri.