Pilpres 2019
7 Fakta Denny Indrayana Tim Hukum Prabowo, Pernah Jadi Tersangka hingga Bikin 'Heboh' di Australia
BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (24/5/2019) malam ini
TRIBUN-TIMUR.COM-Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (24/5/2019) malam ini.
Pihaknya pun telah menyiapkan sejumlah tim kuasa hukum untuk mendampingi Prabowo-Sandi.
Koordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, setidaknya lima nama anggota tim kuasa hukum yang akan mendaftarkan permohonan sengketa.
Satu di antaranya adalah Denny Indrayana.

Baca: Di Tangan 9 Orang Inilah Nasib Prabowo-Sandiaga Ditentukan Setelah Ajukan Gugatan ke MK
Baca: Ustadz Arifin Ilham Menitipkan Ketiga Istri dan Pesantren pada 2 Sosok Anak Muda ini
Baca: Sebenarnya Kapan Malam Lailatul Qadar? Malam Puasa ke Berapa? Ini Jawaban Prof Quraish Shihab
Nama Denny Indrayana tentu sudah tidak asing lagi sebab ia pernah menjadi Wakil Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sebelumnya, pada September 2008, Denny juga menjadi Staf Khusus Presiden SBY dalam bidang Hukum, HAM dan Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme.
Selain itu, ia pernah bikin heboh media sosial karena menyambi jadi sopir travel saat di Melbourne, Victoria, Australia.
Berikut sosok Denny Indrayana yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.
1. Ahli dalam bidang hukum tata negara
Denny Indrayana lahir di Kotabaru, Kalimantan Selatan, 11 Desember 1972.
Ia merupakan lulusan sarjana hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Denny Indrayana mendapat gelar master di Universitas Minnesotta, Amerika Serikat, sedangkan gelar doktor diraihnya dari University of Melbroune, Australia.
Denny Indrayana merupakan seorang ahli dalam bidang hukum tata negara.
Setidaknya, Denny Indrayana sudah menulis 10 buku terkait isu hukum tata negara dan korupsi yaitu Amendemen UUD 1945, antara Mitos dan Pembongkaran; Indonesian Constitutional Reform 1999-2002; Negara Antara Ada dan Tiada; Negeri Para Mafioso; Indonesia Optimis; Cerita di Balik Berita: Jihad Melawan Mafia; No Wamen No Cry; Jangan Bunuh KPK, Don't Kill KPK; dan Strategi Memenangkan Sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi.
2. Kariernya melesat di era SBY