VIRAL Video Permadi Satrio Wiwoho 'Masalah Indonesia Bukan Jokowi, Luhut Panjaitan, Atau Megawati'
VIRAL Video Permadi Satrio Wiwoho 'Masalah Indonesia Bukan Jokowi, Luhut Panjaitan, Atau Megawati'
TRIBUN-TIMUR.COM - Politikus Partai Gerindra Permadi Satrio Wiwoho mengajak masyarakat melakukan revolusi dan jihad.
Ia juga membujuk masyarakat agar tak mengikuti konstitusi untuk menyelesaikan masalah di Indonesia ini.
Ajakan itu ia lakukan dalam sebuah pertemuan dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa, di sebuah ruang rapat. Belum jelas kapan, di mana, dan dalam rangka apa pertemuan itu digelar.
Ucapannya itu akhirnya dilaporkan ke polisi, terkait ucapannya yang membahas tentang revolusi setelah pengumuman hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang.
Berikut ini pernyataan lengkap Permadi yang dilaporkan tersebut, ditranskrip Wartakotalive.com dari video yang banyak beredar di YouTube:
"Bung Karno juga berpesan, perjuanganku lebih ringan daripada perjuangan kalian kelak.
Karena perjuanganku melawan neokolim yang jelas-jelas penjajah, kulitnya putih, bahasanya Belanda, dan lain sebagainya.
Tapi yang akan kamu hadapi nanti adalah bangsamu yang akan menjajah sendiri, dan akan lebih kejam dari neokolim, dan ternyata benar.
Saya ingin mengingatkan, bahwa kita sudah siap, sebagian rakyat sudah siap. Tapi saya ingatkan, musuh kita juga sudah siap! Siap mati mereka, karena apa?
Karena jenderal-jenderal yang mendukung Jokowi, kalau sampai Jokowi kalah, semua akan masuk penjara atau dihukum mati. Jadi, mereka dengan mengorbankan rakyat akan terus mengganggu kita.
Sekarang ini saya katakan, Tuhan sedang menyaring manusia Indonesia, seperti gabah diinteri, mana yang ikut angkara murka, mana yang ikut budi luhur. Sesudah terkristalisasi, pasti akan bertemu, bertempur. Korbannya sangat-sangat banyak.
Tadi saya katakan, apa yang dikemukakan oleh bapak (sambil menunjuk pria berbaju batik di sebelahnya) seluruhnya benar (belum jelas apa yang disampaikan oleh pria tadi sebelum Permadi berbicara), tetapi tidak bisa diselesaikan dengan perundingan, dengan konstitusi, dengan apapun, kecuali dengan revolusi (lalu disambut tepuk tangan semua yang hadir).
Karena itu, korban pasti besar, kita harus satu pendapat. Ada pendapat yang ingin mengikuti konstitusi, tetapi saya ingin, ubahlah pendapat itu. Sudah saya katakan, tanpa revolusi, kita tidak akan menyelesaikan masalah di Indonesia ini.
Masalah di Indonesia ini bukan Jokowi, bukan Luhut, bukan Megawati, tetapi di belakangnya Cina dengan 2 miliar penduduk yang siap menyerbu Indonesia.
Kalau saja Undang-undang Dasar yang dibuat oleh Megawati dan Amien Rais yang mengamandemen, tidak diubah kembali ke Undang-undang Dasar asli, sebentar lagi presiden kita Cina.