45 Karya Mahasiswa Dipajang di Pameran Anomali Prodi Seni Rupa Unismuh Makassar
Pameran Anomali ini merupakan gelaran Prodi Pendidikan Seni Rupa Unismuh Makassar, 29-2 Mei 2019.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Sebanyak 45 karya dipajang di Pameran Anomali di Galeri Ruang Seni Rupa Makassar, Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan.
Pameran Anomali ini merupakan gelaran Prodi Pendidikan Seni Rupa Unismuh Makassar, 29-2 Mei 2019.
Menurut Kurator Pameran Anomali, Dr Muh Faisal MRA, pameran ini dihadirkan dari sekumpulan wacana yang dirilis melalui pengalaman sosial para penyelenggara dalam hal ini mahasiswa.
"Sebanyak 45 karya milik mahasiswa semester 8 dipamerkan di sini. Di dalamnya menunjukkan wacana simbolik yang berisi tentang narasi dan praktik sosial, mulai dari media informasi, dunia jurnalis, pendidikan dan ekonomi yang telah dimapankan lewat kondisi mayoritas," katanya pada Tribun Timur, Kamis (2/5/2019).
Baca: Begini Cara HMJ PAI Unismuh Peringati Hari Pendidikan Nasional
Baca: Unjukrasa HMI di Depan Kampus Unismuh Makassar Berujung Ricuh
Lebih lanjut dijelaskan, penyajian karya seni rupa kali ini dihasilkan dari suatu gagasan, teknik, sekaligus simpulan nilai-nilai yang mereka pungut di dalam retakan-retakan sosial saat ini.
"Misalnya seni ilustrasi karikatur karya Agussalim Pardeden, yang mengangkat fenomena multi-sosial pendidikan, ekonomi dan budaya sebagai bentuk kecemasan ekspresif. Pardeden melihat bahwa ada praktik kuasa dan capital yang bekerja dalam dunia pendidikan. Perihal tersebut ditunjukkan melalui karyanya bertajuk Dilarang Bertanya, Jalur Khusus Sarjana, Terperangkap, Menggapai Puncak, dan seterusnya," jelasnya.
Karya lainnya, seni ilustrasi dari Muhammad Afrillah. Pada karya ini, terdapat penguatan simbolik antara teks kaligrafi) dan visual simbolik.
"Karya Afrillah ini terkesan umum, namun ia menunjukkan konsistensinya dalam menerjemahkan teks untuk melegitimasi pesan prosaik dalam gambar yang dihadirkannya. Karya ini mengantarkan kita pada pelurusan anomali yang dikendalikan melalui teks suci yang kadang salah ditafsirkan pada praktik sosial-politik dewasa ini. Dimana simbol Agama sekedar diarahkan menjadi simbol legitimasi atas praktik-praktik kuasa-kapital yang lebih berbahaya," ujarnya.
Pantauan Tribun Timur di hari terakhir, Kamis (2/5/2019) puluhan karya lainnya dipajang di Pameran Anomali ini memiliki makna tersendiri yang disajikan para pemilik. Hal tersebut jelas diuraikan di lewat narasi karya masing-masing.
Baca: Pemkot Parepare Mutasi ASN, Ipar Sekda dan Istri Ketua DPRD Promosi
Muh Faisal menambahkan, tidak menutup kemungkinan ada beberapa karya yang menarik perhatian pengunjung.
"Lewat pameran ini bisa saja ada yang menjual karyanya. Pada intinya saya ingin menegaskan bahwa pameran seperti ini penting untuk diapresiasi," tuturnya.
Pameran Anomali ini turut didukung Dinas Pendidikan Kota Makassar, Seniman Kota Makassar serta Komunitas Kreatif se Kota Makassar. (*)
Laporan Wartawan Tribun Timur @umsconcit
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: