BMKG Stasiun Luwuk: Sampai Saat Ini Sebanyak 50 Kali Gempa Susulan di Bangkep Sulteng
Sejak Gempa utama bermagnitudo 6,8 mengguncang Kabupaten Banggai Kepulauan, Gempa susulan dengan skali besar dan kecil masih dirasakan.
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Suryana Anas
TRIBUNNPALU.COM, PALU - Sejak Gempa utama bermagnitudo 6,8 mengguncang Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, Gempa susulan dengan skali besar dan kecil masih dirasakan.
"Dalam catatan kami, sebanyak 50 kali Gempa susulan dengan kekuatan 5 samai denga 4 SR," terang Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Luwuk, Kabupaten Banggai, Sujarwo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (13/4/2019).
BMKG menunjukkan, hingga Sabtu pagi ini, terjadinya aktivitas gempa susulan (aftershock) sebanyak 53 kali dengan kekuatan paling besar M 5,6 dan terkecil M 3,4.
Baca: Basarnas Palu Siaga Gempa Banggai Kepulauan, Siapkan Alat Ekstrikasi
Baca: Kepala BPBD Sulteng: Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa Banggai Kepulauan
Baca: Gempa Guncang Banggai Kepulauan, Soroako Luwu Timur Mati Lampu
Namun, magnitudo gempa pada kedalaman 10 kilometer itu, cenderung menurun sehingga guncangannya hanya dirasakan di sekitaran lokal sumber gempa.
Data terakhir BMKG Stasiun Luwuk, Kabupaten Banggai, gempa bermagnitudo 3.1 terjadi sekitar pukul 09.06 Wita.
Sumber gempa berada di 62 KM arah tenggara Makapa, Kabupaten Banggai, Sulteng, dengan kedalaman 10 KM.
Hingga saat ini, sebagian besar warga masih takut kembali beraktivitas di dalam rumah karena seringnya terjadi gempa susulan.
Sujarwo menjelaskan, gempa teluk tolo tersebut dipicu oleh sesar aktif.
Kata dia, dalam catatan awal, gempa magnitudo 6,9 mengguncang wilayah Kabupaten Morowali, Morowali Utara dan Banggai.
Selanjutnya, setelah dilakukan pemutakhiran, magnitudo gempa turun menjadi M 6,8.
dijelaskannya, Episenter terletak pada koordinat 1,89 LS dan 122,57 BT tepatnya di Teluk Tolo, pada jarak 82 kilometer arah barat daya Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, dengan pada kedalaman 17 kilometer.
"Hasil pemodelan menunjukkan, bahwa gempa ini berpotensi tsunami," tuturnya.
Sehingga kata dia, dalam waktu kurang dari 5 menit setelah terjadi gempa, BMKG segera mengeluarkan peringatan dini tsunami.
Dengan status ancaman waspada dengan estimasi tinggi tsunami kurang dari 50 cm.
Setelah dilakukan pemutakhiran magnitudo dan melakukan monitoring muka air laut melalui pengamatan tide gauge di Kendari, Sulawesi Tenggara dan Taliabu Maluku Utara, menunjukkan tidak ada kenaikan muka air laut yang signifikan.