Gubernur Sulbar Sebut Festival Sungai Mandar Media Edukasi dan Tukar Pikiran
Ali Baal Masdar sangat mengapresiasi pelaksanaan festival tersebut. Menurutnya, FSM dapat menambah wawasan tentang lingkungan.
Penulis: edyatma jawi | Editor: Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM, POLMAN -- Festival Sungai Mandar (FSM) ke-6 berlangsung di Hutan Bambu Alu, Desa Alu, Kecamatan Aku, Polewali Mandar.
Festival yang digagas Uwake Culture Foundation kerjasama Forum Komunikasi Pemuda Alu (FKPA) ini dibuka oleh Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Ali Baal Masdar.
Festival ini dimulai sejak Rabu (20/3/2019). Rencananya akan dilangsungkan hingga Minggu (24/3/2019).
Baca: Utang Puasa Wajib Dibayar, Ustaz Abdul Somad Jelaskan 2 Cara Membayar dan Apa Niatnya
Baca: Bupati Majene Bela Kakanwil Kemenag Sulbar PascaPenangkapan Romahurmuziy
Ali Baal Masdar sangat mengapresiasi pelaksanaan festival tersebut. Menurutnya, FSM dapat menambah wawasan tentang lingkungan.
"Didalamnya ada acara seminar, budaya, saya kira bermanfaat sekali," ujar Ali Baal Masdar.
Menurut mantan Bupati Polman dua periode ini, FSM merupakan wadah bagi masyarakat, pelajar dan pemerintah untuk bertukar pikiran terkait pengembangan bidang lingkungan. Khususnya upaya pelestarian alam di Sungai Mandar.
Ia berharap FSM kedepan semakin tertata baik. Acaranya harus dikemas lebih menarik dan kualitasnya mesti ditingkatkan.
Terkait pelestarian lingkungan Sungai Mandar, Ali Baal Masdar akan terus memprogram penanaman pohon. Demi penghijauan daerah bantaran sungai.
"Juga talud misalnya, untuk daerah pemukiman yang rawan," katanya.
Selanjutnya, Gubernur berencana mengajak akademisi untuk membantu memikirkan pelestarian Sungai Mandar. Ia rencana menggandeng, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dan Universitas Hasanuddin.
Plt Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispop) Polman, Andi Masri Masdar mengatakan FSM di Hutan Bambu Alu sangat sesuai untuk konservasi alam. Namun konsep kegiatan harus lebih berisinggungan upaya menjaga ekosistem di Hutan Bambu Alu agar dapat masuk dalam kalender konservasi alam.
"Tinggal mengolah acara agar bisa mengenal menjaga ekosistem alam di Hutan Bambu," katanya.
Namun Masdar menilai, agenda FSM kali ini minim promosi. Dispop akan memikirkan langkah promosi tepat untuk menggaungkan kegiatan ini.
"Kita akan membantu komunitas Uwake Culture Foundation untuk promosi, siapa tahu bisa jadi kalender even nasional," ujarnya.
Agar dapat dimasukkan dalam kalender even nasional, lanjut Masri, FSM harus terus berlanjut secara kontinue. Agenda itu janganlah menjadi seremoni semata. Tapi harus memberikan output yang jelas.(Tribun Polman.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, @edyatmajawi
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:
Baca: TRIBUNWIKI: Film Horor Us Sudah Tayang di Makassar, Karya Peraih Oscar, Ini Sinopsis dan Trailernya
Baca: Jokowi-Maruf Unggul di Pulau Jawa, Prabowo-Sandi di Sumatera, Bagaimana di Kawasan Timur Indonesia?