Kisah Sedih Idris, Rahasiakan Pekerjaan Agar Anak Tak Malu, Saat Ketahuan Justru Inilah yang Terjadi
Siapkan tisu sebelum membaca kisah mengharukan yang satu ini. Kisah perjuangan seorang ayah berjuang demi pendidikan anaknya viral di media sosial.
Kisah Sedih Idris, Rahasiakan pekerjaan Agar Anak Tak Malu, Saat Ketahuan Justru Inilah yang Terjadi
TRIBUN-TIMUR.COM - Siapkan tisu sebelum membaca kisah mengharukan yang satu ini.
Kisah perjuangan seorang ayah berjuang demi pendidikan anaknya viral di media sosial.
Seorang ayah menceritakan jika dirinya tak pernah memberitahu anak-anaknya mengenai pekerjaan yang ia jalani sebenarnya.
"Saya tidak pernah memberitahu anak-anak saya apa pekerjaan saya sebenarnya. Saya tidak ingin mereka merasa malu karena saya," ungkap seorang ayah dalam sebuah postingan viral di media sosial Facebook.
Ayah asal India ini merahasiakan pekerjaannya dari anaknya, namun berusaha keras mengumpulkan uang demi membiayai pendidikan mereka.
Baca: Selesai KPPH di Polres Maros, Mahasiswa FH UMI Makassar Diharap Jadi Agen Polisi
Baca: Selama 2019, Sudah Ada 5 Kasus Persetubuhan dan Perbuatan Cabul Ditangani PPA Polres Wajo
Baca: Didatangi Keluarga Taruna ATKP yang Tewas Dianiaya Senior, Ini Kata Kapolrestabes Makassar
Kisah ini membuat banyak netizen tersentuh.
Diunggah oleh fotografer jurnalis GMB Akash, kisah pria ini telah dibagikan lebih dari 156 ribu kali di Facebook dalam waktu tiga bulan.
Dalam postingan tersebut, Idris, berbicara tentang kesulitannya menyembunyikan pekerjaan dari anak-anaknya.
Ia berkata pada anaknya bahwa ia adalah seorang buruh. Namun, ia sebenarnya adalah tukang bersih-bersih.
Idris bahkan mandi di toilet umum sebelum pulang ke rumah.
Dengan begitu, tubuhnya tidak terlalu kotor dan bau sehingga anaknya tidak curiga apapun.
Baca: Tipu Kekasih dengan Modus Tambah Uang Panai, Pria Asal Jampue Pinrang Ini Diringkus Polisi
Baca: Pemda Soppeng Gandeng Australia Kembangkan Pendidikan
Baca: VIDEO: Sampah Berserakan di Pinggir Lingkar Jeneponto Dikeluhkan Pengendara
Ia mengumpulkan uang hasil kerja kasarnya itu demi membiayai pendidikan sang anak.
"Saya ingin mereka berdiri dengan hormat di depan orang-orang.
Saya tidak pernah mau orang lain memandang rendah anak saya seperti mereka memandang rendah pada saya."