Penderita DBD Terus Meningkat, Dinkes Enrekang Gencar Fogging
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Enrekang hingga 13 Februari 2019, sudah ada 47 orang yang terserang penyakit tersebut.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Nurul Adha Islamiah
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG- Jumlah pasien penderita penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kabupaten Enrekang terus bertambah.
Data dari Dinas Kesehatan atau Dinkes Enrekang hingga 13 Februari 2019, sudah ada 47 orang yang terserang penyakit tersebut.
Jumlah itu sudah hampir separuh dari jumlah total warga yang menderita DBD pada tahun 2018 lalu yang mencapai 96 orang.
Baca: Rem Blong, Truk Pengangkut Sayur Masuk Jurang di Kulinjang Enrekang
Baca: Tempel Foto Caleg di Mobil, Oknum Kepsek Diperiksa Bawaslu Enrekang
Baca: Longsor di Desa Buttu Batu Enrekang Sempat Putus Akses Jalan Menuju Tiga Desa
Untuk itu, Dinkes Enrekang mulai melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan DBD.
Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan Fogging ke beberapa titik pemukiman yang sudah ada warganya yang terserang DBD.
Seperti yang terlihat di Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Emy Saelan dan Jalan Sungai Saddang, Kota Enrekang hari ini, Kamis (14/2/2019).
Tim dari Dinkes Enrekang melakukan fogging didaerah tersebut untuk membasmi nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan nyamuk pembawah virus DBD.
"Iya saat ini kita memang mulai massif lakukan fogging di daerah yang kita anggap banyak nyamuk DBD," kata Kasi Kasi Penyakit Menular Dinkes Enrekang, Supriadi kepada TribunEnrekang.com.
Menurutnya, lokasi yang diberikan fogging hari ini merupakan daerah yang sudah terdeteksi ada empat orang yang terserang DBD.
Apalagi terdapat sekolah dan perkantoran di daerah tersebut, sementara memang ada perumahan yang tergolong kumuh.
"Daerah ini memang sudah ada empat orang yang terpapar makany kita fogging. Kemarin juga Batili sampai Kukku', pekan lalu Desa Buttu Batu dan besok rencananya kita fogging di Kalosi, Kecamatan Alla'," ujar Supriadi.
Sementara Kepala Dinkes Enrekang, Sutrisno, mengimbau masyarakat untuk kembali melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan pemukimannya.
Jangan hanya mengandalkan fogging, sebab fungsi utama fogging adalah membunuh nyamuk dewasa tapi tidak dengan jentik atau inangnya.
Apalagi, untuk fogging memang hanya pada 30 daerah fokus yang dibiayai karena disesuaikan dengan kemampuan anggaran.
"Makanya kita koordinasi dengan Puskesmas dan Kepala Desa untuk rutin melakukan kerja bakti bersih lingkungan, untuk mencegah pertumbuhan nyamuk DBD," tuturnya.
Anggaran untuk program DBD sendiri di Dinkes Enrekang hanya Rp 50 juta untuk seluruh aspek.*/(tribunenrekang.com)
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com @whaiez
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
V