Diserang #RomiMakelarDoa, Ketua Umum DPP PPP: Mbah Moen Salah Sebut Doa
Di tempat yang sama, empat bulan sebelumnya, 19 Muharram 144o Hiriyah atau 29 September 2018, ini juga menerima kunjungan Prabowo Subianto (67)
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Thamzil Thahir
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Hingga pukul 02.30 Wita, Minggu (3/2/2019) dini hari, pagar perbincangan di dunia maya (tagar/ hastag) #RomiMakelarDoa, masih menjadi trending topics di jagat Twitter.
Pagar perbincangan ini sudah dipakai diviralkan 23,445 netizen. Tagar ini juga diikuti #KyaiMaimoenDoakanPrabowo.
Mayoritas pengguna tagar ini menyerang aksi spontan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy, di Pondok Pesantren Al Anwar I, Dusun Bajingmeduro, Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2019) petang.
Baca: Ini Konteks dan Isi Doa Kiai Maimun Zubair Saat Sebut Prabowo di Samping Jokowi dan Ijal Marratain
Di penghujung acara, Romi sapaan akrab anggota Komisi Keuangan DPR-RI ini, membisiki pimpinan tertinggi Ponpes Al Anwar KH Maimoen Zubair (90 tahun), agar meralat lafalan doa berbahasa Arab.
Dalam doa itu dilafalkan bahwa capres nomor urut 2, “Prabowo, Hadza Jadi Raais”, padahal tepat disamping Mbah Moen, duduk petahana Presiden, Joko Widodo.
Sekitar pukul 22.30 Wita, Sabtu (2/2/2019), atau sekitar 24 jam setelah klip video ini viral, melalui akun twitternya, @MRomahurmuziy pun membalas ‘serangan miris’ netizen kepada dirinya.
Akun resmi DPP PPP me-retweet kultwit sang ketua umum.
Menggunakan sembilan kultweet, Romi menyebut ada “sabqul lisan” atau salah ucap dalam potongan akhir doa Mbah Moen, yang masih mejabat Ketua Dewan Syuro DPP PPP.
“ Saat membaca doa beliau (Mbah Moen) memang salah mengucap (sabqul lisan). “
Romi melanjutkan “Sabqul Lisan” sang kiai itu dengan menjelaskan “..Terbukti bahwa antara isi doa sebelumnya dan ucapan “Prabowo" tidak nyambung. Karena Mbah Moen melafalkan jelas "hadza rois (presiden ini) dan mendoakan untuk menjadi presiden kedua kalinya (marroh tsaniyah).”
Romi mengaku sudah tahu dan menduga, setelah insiden Sabqul Lisan sang Kiai, video itu akan viral dan “digoreng” dan “dimainkan pendukung paslon 02.”
Di timeline ketiga kultweet itu, Romi coba menjelaskan bahwa kata “Marroh Tsaniyah) dalam potongan akhir doa Kiai Sepuh Nahdatul Ulama (NU) itu jelas merujuk pada calon presiden yang diusung partai yang kini dia pimpin;
“Jelas di sini, siapa yang dimaksud menjadi presiden kedua kalinya, tentu merujuk Pak @Jokowi. Beliau saat ini menjadi presiden di periode pertama.” tulis Romi.
Dia menegaskan, dua kali Mbah Moen menyebut nama presiden dengan kata; “Jokowi" dan "Joko widodo".
Dalam twit bernomor runut itu, Romi juga menceritakan bagaimana dia bersama Jokowi diterima khusus di dalam kamar pribadi Kiai Moen, setelah seremoni di halaman pondok.