Danny Pomanto: Dinas Kebudayaan Makassar Mulai Bangun dari Tidurnya
Sebelumnya, instansi yang menangani kebudayaan berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Hasrul
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menjadi keynote speaker dan membuka acara Seminar Hari Kebudayaan di Museum Kota Makassar, Jl Balaikota, Rabu (30/1/2019).
Dalam kesempatan itu, Danny sapaan akrabnya menceritakan awal penyusunan organisasi baru dalam struktur pemerintahan Kota Makassar hingga Dinas Kebudayaan Makassar berdiri sendiri.
Baca: VIDEO: Rapat Listrik dengan PT Vale, Warga Dongi Ngamuk di DPRD Luwu Timur
Baca: Spesial Imlek, Nginap Plus Dinner Suki di Horison Hanya Rp 575 Ribu
Sebelumnya, instansi yang menangani kebudayaan berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
"Saat pemerintah kota disuruh memilih tentang peraturan struktur pemerintah kota yang baru, maka tidak pernah ragu, bukan dadakan, tapi menjadi sebuah kebutuhan Kota Makassar, saya memilih kebudayaan berdiri sendiri menjadi dinas kebudayaan," ucapnya dismbut tepuk tangan.
Saat itu, lanjut Danny, banyak masukan berbagai pihak, khususnya para budayawan, hanya saja saat itu dinas kebudayaan masih tidur atau belum bisa bergerak sama sekali.
Baca: Gempa Bumi 4,9 SR di Mamuju Sulawesi Barat Sulbar, Tak Ada Peringatan Tsunami
Baca: Dibobol Maling, Rp 20 Juta Uang Celengan Masjid Samangki Maros Raib
Namun Danny memaklumi karena ia mengibaratkan dinas kebudayaan yang baru dibentuk sebagai bayi yang baru lahir yang kerjanya memang lebih banyak tidurnya.
"Tapi hari ini, di bawah kepemimpinan ibu Sittiara (Kadis Kebudayaan), Alhamdulillah, finas kebudayaan lahir dari tidurnya, dan kemudian bangkit dan langsung berlari dengan menginisiasi acara seperti hari ini," pungkas Danny Pomanto.
Menurut Danny, budaya menjadi bagian penting dari kehidupan Kota Makassar, sejalan dengan kepercayaan dan ajaran agama yang dipahaminya yakni jika ingin menempuh jalan yang lurus masa depan, jangan lupa menengok sejarah masa lalu.
Baca: TRIBUNWIKI: Tujuh Laundry Sekitar Jl A P Pettarani, Bisa Kamu Jadikan Pilihan Saat Musim Hujan
"Sejarah adalah budaya yang diwarisi oleh orang-orang terdahulu yang bisa menjadi pelajaran untuk melakukan yang lebih baik," ucap Danny.
Hadir dalam kegiatan ini, budayawan, seniman, sejarahwan, akademisi dan praktisi budaya, perwakilan komunitas penggiat seni budaya dan lembaga adat, guru mata pelajaran seni budaya, serta kalangan mahasiswa perwakilan perguruan tinggi.(*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami:
Baca: ILC TV One Terbaru, Kok Rocky Gerung Garuk Kepala saat Debat Panas Mardani Ali Sera-Kapitra Ampera?
Baca: Kasat Lantas Pimpin Goes To School di SMKN 3 Selayar
Baca: Hari Ini, Bupati Jeneponto Diagendakan Buka Diklat Perlindungan Anak
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com
Follow juga akun instagram official Kami: