Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Relawan FTI UMI Sempat Menjerit soal Jeneponto Krisis Air Bersih, JK Perintahkan Kirim 10 Pompa Air

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) sekaligus Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau JK menginstruksikan

Editor: Edi Sumardi
DOK SETWAPRES
Ketua Umum PMI sekaligus Wapres RI, Jusuf Kalla dan Kepala BNPB, Doni Monardo saat dalam perjalanan menuju Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (27/1/2019). 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) sekaligus Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau JK menginstruksikan pendistribusian 10 unit mesin pompa air ke Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang kini kekurangan air bersih setelah banjir bandang.

Instruksi ini mengacu pada praktik serupa yang dilakukan saat gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Sebanyak 10 unit mesin pompa yang dirakit khusus itu kini digunakan untuk menyedot lumpur yang menggenangi sumur warga di 31 desa di 11 kecamatan di Jeneponto.

"Sepuluh pompa ini khusus menyedot air lumpur di ribuan sumur warga," kata Staf Khusus Ketua Umum PMI, Yadi Suryadi Jentak dalam siaran persnya, Senin (28/1/2019).

Jeneponto adalah 1 dari 6 kabupaten di Sulsel yang paling parah terkena dampak bencana banjir yang menerjang mulai, Selasa (22/1/2019) hingga Rabu (23/1/2019), pekan lalu.

Relawan PMI dibantu personel Brimob Polda Sulsel, merakit mesin sedot ini.

Selain pembagian mesin sedot, PMI juga membagikan air bersih di Desa Sapangan, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto menggunkan 8 unit mobil tangki dari Makassar, Gowa, Takalar, dan Bantaen.

Warga pun berkerumunan mengambil air bersih yang telah disiapkan personel Brimob Polda Sulsel dan PMI.

Sebelumnya, relawan menjerit soal warga Jeneponto krisis air bersih.

“Jeneponto darurat air bersih. Kalau bisa truk tangki air dari Makassar, Gowa, Bantaeng, dan Takalar yang tidak terpakai kirim dulu standby di Jeneponto,” ujar Zakir Sabara, pakar lingkungan sekaligus Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang menjadi relawan di Jeneponto, Ahad (27/1/2019).

Zakir Sabara H Wata dan tim relawan kemanusiaan dari FTI UMI sejak Sabtu (26/1/2019) sudah mendistribusi dan mendokumentasikan dampak banjir di Jeneponto.

Hingga Ahad (27/1/2019) atau tepatnya lima hari pasca-diterjang bencana hydrometeorologi, Selasa (22/1/2019) hingga Rabu (23/1/2019), dampak bencana merata di semua kecamatan.

Data dari Posko Terpadu Penanggulangan Bencana yang dikoordinir Badan Penanggulangan Bencana Nasional, merilis dari total 113 desa (83) dan (31) kelurahan di 11 kecamatan, sebanyak 34 desa/kelurahan terpapar bencana di skala tinggi dan sangat tinggi.

Di Binamu, ibu kota kabupaten ada lima desa (Sapanang, Balang, Monro-Monro, Balang Toa, dan Pabbiringan) masuk kategori sangat tinggi.

Sedagkan dua desa di Kecamatan Turatea (Bontomate’ne, Pa’rasanan Beru, dan Jombe) di Kecamatan Bontoramba terparah di Desa Bangkalaloe.

Sisanya, 24 desa/kelurahan menyebar di delapan kacamatan lain.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved